Bisnis.com, JAKARTA - Neraca daging ayam di Indonesia untuk tahun 2017-2021 diperkirakan akan mengalami surplus dihitung dengan pendekatan antara proyeksi ketersediaan untuk konsumsi dan proyeksi permintaan .
Dalam Outlook Daging Ayam Ras 2017 yang dirilis oleh Kementrian Pertanian pada 4 tahun ke depan tingkat permintaan daging ayam untuk konsumsi langsung dan industri pangan olahan bahan baku daging ayam meningkat rata-rata sebesar 859,82 ribu ton atau 5,68%.
Pada tahun 2018 produksi ayam ras nasional menyentuh angka 2,3 juta ton dengan presentase tercecer 117.000 ton. Sementara konsumsi nasional adalah 1.3 juta ton maka produksi surplus sebesar 854.000 ton.
Sementara pada 2019, produksi ayam ras nasiona adalah 2,5 juta ton dengan ton dengan presentase tercecer 126.000 ton dan konsumsi nasional adalah 1.4 juta ton maka produksi surplus sebesar 973.000 ton. Dibandingkan 2018, tumbuh sekitar 5%.
Pada 2020, produksi ayam ras nasional adalah 2,7 juta ton dengan ton dengan presentase tercecer 136.000 ton dan konsumsi nasional adalah 1.4 juta ton maka produksi surplus sebesar 1 juta ton. Dibandingkan 2020, tumbuh sekitar 4,9%.
Dan pada 2021, produksi ayam ras nasional adalah 2,9 juta ton dengan ton dengan presentase tercecer 145.000 ton dan konsumsi nasional adalah 1.5 juta ton maka produksi surplus sebesar 1,2 juta ton. Dibandingkan 2020, tumbuh sekitar 4,8%.
Rata-rata konsumsi per kapita daging ayam ras masyarakat Indonesia tahun 2017-2021 sebesar 5,68 kg per kapita per tahun. Proyeksi konsumsi daging ayam ras luar rumah tangga nasional per horeka per industri tahun 2017 sebesar 410,45 ribu ton dan pada tahun 2021 meningkat menjadi 1,23 juta ton.
Perhitungan tersebut diraih setelah ketersediaan daging ayam dihitung dengan pendekatan produksi daging ayam hasil proyeksi dikurangi tercecer dengan asumsi 5%.
Daging ayam dikonsumsi sebagai bahan makanan oleh rumah tangga setelah dikurangi tercecer. Sedangkan untuk stok dalam bentuk beku, industri makanan olahan misalnya nugget, sosis, bakso dan lain-lain sementara ekspor diasumsikan penggunaan dari surplus.