Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ditopang Penjualan Ritel, Ekonomi China Kuartal I/2018 Tetap Kuat

Pertumbuhan ekonomi China mampu bertahan kuat di tengah solidnya pengeluaran konsumen. Hal ini mendukung pertumbuhan global serta memberi lebih banyak ruang bagi pihak otoritas untuk menghapuskan pinjaman berlebih.
Ilustrasi Kota Fuzhou, China/RYAN
Ilustrasi Kota Fuzhou, China/RYAN

Bisnis.com, JAKARTA—Pertumbuhan ekonomi China mampu bertahan kuat di tengah solidnya pengeluaran konsumen. Hal ini mendukung pertumbuhan global serta memberi lebih banyak ruang bagi pihak otoritas untuk menghapuskan pinjaman berlebih.

Laporan Biro Statistik Nasional China (NBS) pada Selasa (17/4/2018) mengungkapkan, produk Domestik Bruto (PDB) China tumbuh 6,8% pada kuartal I/2018 dari tahun sebelumnya.

Capaian ini sama dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya serta sejalan dengan proyeksi dalam survei Bloomberg.

Sementara itu, penjualan ritel meningkat 10,1% pada Maret dari tahun sebelumnya, produksi industri naik 6% bulan lalu, dan investasi aset tetap menanjak 7,5% pada kuartal pertama tahun ini.

Pertumbuhan yang stabil memberi dukungan bagi misi Presiden Xi Jinping untuk menopang stabilitas keuangan, yang menjadi salah satu tujuan utama pemerintah China bersama dengan mengurangi kemiskinan dan mengurangi polusi.

Laju ekspansi yang kuat menjadi dorongan terhadap ekonomi global yang terlihat mempertahankan kinerja solid tahun ini, sekaligus memberi dukungan yang dibutuhkan dalam bentuk permintaan yang kuat untuk ekspor China.

“Indikator-indikator ekonomi terlihat kuat,” kata Xia Le, kepala ekonom Asia di Banco Bilbao Vizcaya Argentaria SA di Hong Kong, sebelum rilis laporan tersebut, seperti dikutip Bloomberg.

“Tekanan pertumbuhan tetap ada, terutama dari pengetatan kebijakan domestik dan perselisihan dagang dari Amerika Serikat. Pertumbuhan kemungkinan akan moderat sepanjang tahun,” tambahnya.

Pekan lalu, Gubernur People’s Bank of China (PBOC) Yi Gang mengatakan indikator-indikator ekonomi berkinerja lebih baik dari yang diperkirakan pada kuartal pertama, di tengah berlanjutnya perbaikan prospek global.

Di sisi lain, tekanan dapat menguat dalam beberapa bulan mendatang jika apa yang disebut Xi Jinping perjuangan melawan risiko keuangan dan pencemaran berdampak lebih dalam, atau jika ketegangan perdagangan dengan AS meningkat.

Menurut UBS Group AG, aktivitas properti dan infrastruktur akan melesu pada paruh kedua, meskipun investasi manufaktur, konsumsi yang solid, dan permintaan eksternal yang kuat akan membatasi dampaknya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper