Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perusahaan Farmasi asal Malaysia Bangun Pabrik Vaksin

Perusahaan farmasi asal Malaysia, Pharmaniaga, disebutkan bakal fokus untuk memenuhi permintaan vaksin di Malaysia.
Ilustrasi-Vaksin./Reuters
Ilustrasi-Vaksin./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA—Perusahaan farmasi asal Malaysia, Pharmaniaga, disebutkan bakal fokus untuk memenuhi permintaan vaksin di Malaysia.

Saat ini, Pharmaniaga tengah menyelesaikan pembangunan pabrik vaksin pertama di Malaysia yang diperkirakan mulai berproduksi secara komersial pada 2024.

Mohamad Muhazni bin Mukhtar, Direktur Utama PT Millenium Pharmacon International Tbk., selaku anak usaha Pharmaniaga, menuturkan produksi vaksin pada tahun-tahun awal beroperasinya pabrik tersebut nantinya akan difokuskan untuk memenuhi permintaan di Malaysia.

“Saat ini kan belum ada pabrik di Malaysia, jadi untuk beberapa tahun mendatang akan fokus untuk pasar domestik,” ujarnya Kamis (12/4/2018).

Kendati demikian, Hazni menyatakan tidak menutup kemungkinan Pharmaniaga melalui MPI akan memasarkan produk vaksin di Indonesia. Hal ini karena pasar vaksin di Tanah Air masih terbuka lebar dengan permintaan yang terus meningkat setiap tahun.

“Permintaan vaksin di Indonesia sangat besar dan terus tumbuh. Di sisi lain, baru terdapat satu produsen vaksin di Indonesia, jadi ada potensi. Namun, saya tegaskan untuk tahap awal Pharmaniaga akan memprioritaskan pasar Malaysia,” jelasnya.

Adapun, pada Desember 2017, Pharmaniaga mengumumkan akan berinvestasi senilai 100 juta ringgit Malaysia atau sekitar US$25,78 juta dalam waktu 3 tahun untuk membangun pabrik vaksin halal. Dalam pembangunan pabrik ini, perusahaan tersebut bekerja sama dengan Technology Depository Agency (TDA) dan perusahaan India Hileman Laboratories.

Melalui perjanjian tersebut, Pharmaniaga dan TDA akan bersama-sama memproduksi vaksin yang digunakan untuk memenuhi program imunisasi nasional Malaysia, sedangkan Hileman Lab akan mendukung dari sisi teknologi dan penelitian. Pharmaniaga tercatat memiliki lebih dari 200 produk dengan 60 di antaranya telah mendapatkan sertifikat halal.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper