Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ciputra Siapkan Proyek 1.000 ha Lahan di Sentul

PT Ciputra Residence menyiapkan proyek baru kawasan terpadu seluas 1.000 ha di Sentul, Bogor pada semester II/2018 dengan mekanisme Joint Operation pemilik lahan setempat.
Salah satu proyek pembangunan properti Citraland./JIBI-Dwi Prsetya
Salah satu proyek pembangunan properti Citraland./JIBI-Dwi Prsetya

Bisnis.com, JAKARTA—PT Ciputra Residence menyiapkan proyek baru kawasan terpadu seluas 1.000 ha di Sentul, Bogor pada semester II/2018 dengan mekanisme Joint Operation pemilik lahan setempat.

General Manager PT GM Marketing PT Ciputra Residence Yance Onggo mengatakan kawasan Selatan memang masih jauh tertinggal dibandingkan dengan kawasan Timur dan Barat Jakarta. Akan tetapi, kini pemerintah memiliki perhatian besar pada pembangunan infrastruktur seperti Light Rail Transit (LRT) yang mengarah ke Sentul begitu pun dengan akses jalan tol.

Daya tarik lokasi ini, kata dia, ada pada potensi lahan dengan kawasan berkontur.

Kawasan itu, ungkapnya, juga belum banyak kompetitornya selain tentunya proyek 3.000 ha bertajuk Sentul City. Lain halnya dengan Cibubur, kawasan dekat Transyogi pengembangannya sudah marak dengan kompetitor. Sebut saja Sinarmas Land, Podomoro, Ciputra hingga Transmart tak melewatkan empuknya pasar properti di kawasan Cibubur. Mereka ramai-ramai membangun berbagai proyek prestisius rumah berkonsep alam, hunian jangkung hingga pusat perbelanjaan.

“Akan menjadi kawasan yang lebih matang dari TOD [transit oriented development]. Dengan lebih matang segmen yang kami sasar nggak bisa kayak di kota Maja,” katanya Selasa (10/4).

Perusahaan berencana meluncurkan proyek yang sekaligus menyasar dua segemen berbeda. Kawasan pertama, segmen menengah bawah dengan harga hunian di bawah Rp1 miliar.  Sedangkan segmen menengah atas lebih dari Rp1 miliar. Yance menekankan segala perizinan dipercepat setelah Lebaran, sehingga memungkinkan dirilis pada kuartal IV/2018.

Proyek itu pada tahap pertama akan fokus pada pengembangangan residensial rumah tapak. Menurutnya pasar ini dalam skala perkotaan selalu ada. Dia menambahkan untuk pasar hunian vertikal akan dikembangkan selanjutnya bagi proyek yang lebih dulu terbentuk dan matang.

Yance mencontohkan pada proyek Citra Raya misalnya, perusahaan berani meluncurkan apartemen dengan nilai jual pengembangan kawasan dan fasilitas. Dia melanjutkan berbeda kondisinya dengan proyek Ciputra yang menitikberatkan pembangunan hunian vertikal di Puri masih ditunda peluncurannya.

“Kami masih menunda peluncuran apartemen di Puri karena melihat pasar apartemen tahun ini masih menantang. Kami lebih memilih rumah tapak. Pintar-pintar kita melihat bisnis modelnya segmen mana dan target dan positioning yang diambil.”

Dalam sebuah proyek baru lazimnya investor akan masuk terlebih dahulu karena harga yang ditawarkan masih murah, tetapi selanjutnya kalangan end user mulai menyusul dan mendominasi. Seperti pada kasus kota Maja, pada awalnya komposisi pembeli 60% merupakan investor, sedangkan 40%-nya end user. Namun kini kondisi itu sudah berbalik.

Yance juga menekankan akhir tahun ini yang dianggap sebagai tahun politik hanya akan disikapi secara hati-hati oleh investor, sedangkan end user tak akan terpengaruh.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper