Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia optimistis Ramadan dan Lebaran tahun ini dapat meningkatkan pertumbuhan penjualan secara signifikan.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey mengatakan pertumbuhan produk domestik bruto mencapai 5,3% - 5,4%. Dari angka itu pihaknya mengharapkan pertumbuhan daya beli mencapai 30% hingga 40%. Meski begitu pertumbuhan tersebut sangat tergantung dari kebijakan pemerintah ke depan.
“Kami harapkan adanya pertumbuhan bisa 30% - 40%, walaupun kami perkirakan 20%-an. Kami lihat langkah yang akan dilakukan oleh pemerintah,” katanya di Gedung Kementerian Perdagangan, Senin (9/4/2018).
Adapun menjelang pelaksanaan puasa Ramadan, peritel telah melakukan persiapan untuk memenuhi kebutuhan pokok para konsumen. Roy mengaku seluruh ritel modern akan mempersiapkan pasokan 11 kebutuhan pokok masyarakat. Namun utamanya pengusaha akan mempersiapkan secara matang empat kebutuhan pokok yang diatur harga eceran tertingginya, yakni daging, gula, minyak goreng kemasan sederhana serta kesediaan beras premium dan beras khusus.
Sementara untuk beras medium, pemerintah tidak menganjurkan menjual beras tersebut di ritel modern. Pasalnya ritel modern hanya menjual beras dalam kemasan dengan jenis ukuran kilogram, sedangkan di pasar tradisional masih menjual dalam ukuran liter.
“Kami siapkan pasokan cukup banyak karena masyarakat mencari tidak hanya di pasar rakyat, tapi di pasar modern juga. Pembelian terbesar tetap di pasar rakyat. Sementara pasar modern hanya 35.000 unit. Sehingga penyerapan jauh lebih besar di pasar tradisional,” katanya.