Bisnis.com, JAKARTA -- Konsultan bisnis properti Jones Lang LaSalle merilis hasil riset yang menyatakan bahwa bisnis pergudangan (warehouse) mengalami kenaikan permintaan pada kuartal I/2018.
Head of Research Jones Lang LaSalle (JLL) Indonesia James Taylor mengatakan saat ini stok modern warehouse tercatat sebanyak 1,3 juta meter persegi. Adapun harga sewa pada tiga bulan pertama tahun ini berkisar antara Rp60.000-Rp80.000 meter persegi.
"Di Jakarta, saat ini pasokannya masih kurang karena pertumbuhan e-commerce dan pertumbuhan perusahaan teknologi," jelasnya, baru-baru ini.
Taylor memprediksi dalam 2-3 tahun ke depan akan semakin banyak investor pergudangan yang masuk ke Jakarta. Umumnya para investor ini akan fokus membidik pembangunan modern warehouse atau pergudangan modern.
"Maka, kami berharap nantinya bisa meningkatkan angka permintaan," terangnya.
JLL Indonesia memprediksi pasokan yang dibutuhkan pada masa yang akan datang sekitar 500.000 meter persegi. Sepanjang kuartal I/2018, pasokan baru besal dari gudang milik PT Mega Manunggal Property di kawasan industri M2100, Karawang, Jawa Barat.
"Sejauh ini, pertumbuhan harga tanah untuk pergudangan cenderung stabil. Pertumbuhan angka sewa naik dari 5% menjadi 6%, begitu pula capital inbound yang terus mengalami peningkatan," jelas Taylor.
Sebelumnya, Ekonom Bank Central Asia (BCA) David E. Sumual menyatakan dengan tren digitalisasi perdagangan saat ini mulai menjamur tren ketersediaan pergudangan yang bahkan dipasarkan melalui aplikasi internet. Dia memprediksi ke depannya tren ini akan meningkat seiring dengan peningkatan jumlah pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
“Kalau lihat ke depannya, tren ini meningkat karena saya rasa UMKM menaruh barangnya juga di tempat itu [gudang],” terang David.
Dia menegaskan saat ini kredit untuk pergudangan memang baru akan tumbuh. Alasannya, banyak pengusaha besar yang juga beralih dari bentuk department store menjadi pergudangan. Begitu pula pengusaha menengah yang beralih dari ruko menjadi pergudangan.
“Saat ini belum tinggi, tapi nanti dalam 3-5 tahun bisa lebih tinggi dari kredit perumahan. Sekarang kredit perumahan 11%, pergudangan ini bisa bergerak awal 5% sampai 8%,” sebut David.