Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Belasan Investor Tertarik Proyek Kereta Api Makassar-Parepare

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyebutkan ada belasan investor yang tertarik terlibat dalam proyek kereta api di Makassar.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyebutkan ada belasan investor yang tertarik terlibat dalam proyek kereta api di Makassar.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenhub Sugihardjo menuturkan ada 11-13 investor yang tertarik ikut serta dalam proyek kereta api Makassar-Parepare.

"Ternyata proyek Makassar-Parepare peminatnya banyak. Agak suprise juga, kalau enggak salah ada 11 atau 13 [investor] yang tertarik investasi. Asing ada, terus ada empat swasta itu banyak yang tertarik," ujarnya, tanpa menyebutkan secara rinci nama-nama investor tersebut, Selasa (3/4/2018).

Dalam proyek tersebut, Kemenhub dibantu oleh PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) agar proyek tersebut menjadi layak lelang di mata para investor.

"Kami dibantu oleh PII dalam membuat Outline, Business, Case (OBC). Dari OBC sudah dibuat, kemudian kami minta masukan dalam dialog publik, kami uji publik, dan juga market sounding atau tes pasar," tutur Sugihardjo.

Beberapa waktu lalu, Direktur Jenderal (Dirjen) Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri mengatakan lelang proyek tersebut akan dilakukan pada Oktober tahun ini.

"Kebetulan kami pada 19 [Maret] baru melakukan market sounding untuk Makassar-Parepare. Kami tawarkan untuk sebagian diinvestasi swasta," terangnya.

Zulfikri menjelaskan nantinya proyek itu akan menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), tepatnya availability payment (AP), dengan nilai diperkirakan mencapai Rp300 miliar per tahun dengan masa konsesi 20 tahun. Skema AP dipilih lantaran dianggap cukup menarik bagi kalangan investor.

Dalam hal ini, bagian yang akan digarap oleh swasta melalui skema KPBU adalah prasarana perkeretaapian yang meliputi jalur kereta api, stasiun kereta api, dan fasilitas operasi kereta api.

Sementara itu, untuk sarana seperti peralatan persinyalan, instalasi listrik, maupun peralatan telekomunikasi, belum akan ditenderkan pada Oktober 2018.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper