Bisnis.com, KUALA LUMPUR -- Sejumlah petani kopi dari Indonesia hadir langsung dalam pameran Indonesia Archipelago Exhibition (Archex) 2018 yang berlangsung di gedung Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur, Malaysia.
Para petani yang diundang menampilkan berbagai jenis kopi kepada pengunjung arabica, robusta dan liberica. Dari yang masih dalam bentuk buah, green bean, hingga bubuk kopi siap seduh.
Bahkan, semua stan yang dipamerkan juga menampilkan alat-alat seduh kopi yang disajikan oleh para barista. Ada kopi Liberika Meranti, Kopi Serampas Green Bean Jambi, kopi Sipirok Tapanuli Selatan, Arabika Blue Korintji Jambi, Kopi Hots Jembrana Bali, Kopi Robusta Tirtoyudo, Beloee Coffee Lampung, dan Kopi Pinus Tirtoyudo.
Salah satunya adalah Didik Suryadi, petani kopi dari Kayumas, Situbondo, yang menghasilkan produk kopi aravica Java Ijen Raung Kayumas Situbondo. Pria yang sudah menjadi petani kopi selama 22 tahun itu sekarang seorang barista kopi.
"Tanaman kopi ini membuat nilai tambah ekonomi masyarakat menjadi meningkat karena semua mulai dari biji hingga hasil akhir berupa kemasan dibuat oleh para petani," katanya kepada Bisnis, Selasa (3/4/2018).
Didik mengungkapkan saat ini dia bersama Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) tengah menargetkan agar kedai-kedai di seluruh Indonesia menjual biji kopi asal Kayumas.
Petani kopi lainnya, Al Amin Arifin dari komunitas Masyarakat Peduli Kopi Liberika Meranti, termasuk yang terus giat ingin menggalakkan produksi kopi lokal agar bisa diekspor ke luar negeri selain didistribusikan ke pasar domestik.
"Kopi liberica kami unggul di rasa dan aroma karena perpaduan robusta dan arabica. Selain itu, ditanam di kawasan gambut," ungkapnya.
Al Amin berharap setelah mendapat pengakuan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) dengan sertifikat Indikasi Geografis (IG), dia bisa semakin memperkenalkan produk kopi tersebut kepada khalayak luas.