Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rencana Pemindahan Pelabuhan: KEK Tanjung Api-Api Ditarget Groundbreaking Agustus

Sekretaris Dewan Nasional KEK Enoh Suharto Pranoto menuturkan selain mempercepat pembebasan lahan saat ini sedang diupayakan peningkatan kapasitas pelabuhan.
Dermaga Pelabuhan Tanjung Api-api di Musi Banyuasin, Sumatra Selatan./Antara-Feny Selly
Dermaga Pelabuhan Tanjung Api-api di Musi Banyuasin, Sumatra Selatan./Antara-Feny Selly

Bisnis.com, JAKARTA -- Pemancangan tiang pertama sebagai penanda dimulainya pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api-api ditargetkan Agustus 2018 mendatang.

Sekretaris Dewan Nasional KEK Enoh Suharto Pranoto menuturkan selain mempercepat pembebasan lahan saat ini sedang diupayakan peningkatan kapasitas pelabuhan. Peningkatan kapasitas ini dengan mengalihkan lokasi pelabuhan dari awalnya bersandar ke Sungai Musi yang berlokasi di KEK Tanjung Api-api menjadi langsung ke laut lepas di Tanjung Carat. Pengalihan ini sekaligus akan memperluas area KEK Tanjung Api-api dari 2.000 hektar menjadi 4.000 hektar.

"Tanjung Api-api draftnya terlalu dangkal. Hanya 5-6 meter dan berlokasi di Sungai Musi yang perlu pemeliharaan alur secara rutin. Lokasi Tanjung Carat berlokasi di laut lepas dengan draft sekitar 20 meter sehingga sangat cocok untuk pelabuhan kontainer yang melayani industri berat di Tanjung Api-api," kata Enoh, Minggu (25/3/2018).

Dengan pemindahan diharapkan kawasan industri ini dapat tumbuh sebagai lokomotif pembangunan baru bagi Sumatra Selatan. "Saat ini sudah ada komitmen investasi dari PT Indorama Synthetics Tbk untuk industri petrokimia dan PT Dex Indonesia untuk Refinery," katanya.

Meski sudah ada komitmen awal, Enoh belum bersedia menyebutkan besaran investasi yang akan masuk. Pasalnya calon investor belum bersedia menyampaikan secara terbuka kepada publik. "Mereka tidak mau declare," ujarnya.

Hingga pertengahan Maret lalu, KEK Tanjung Api-api telah membebaskan lahan seluas 153 hektar. Proses sertifikasi sempat tertunda karena adanya Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) yang menyatakan bahwa lahan KEK Tanjung Api-Api adalah lahan gambut.

Akibat SK itu pengembangan industri tidak bisa dilakukan di areal ini. Akhirnya proses sertifikasi di Kementerian ATR/BPN ditunda untuk meminta klarifikasi terlebih dahulu kepada Menteri LHK. Setelah dilakukan penelusuran, dari areal KEK Tanjung Api-Api yang termasuk lahan gambut wajib dilindungi hanya 4%. Proses sertifikasi sendiri diharapkan dapat rampung pada 29 Maret 2018 mendatang.

Menurut Enoh dalam kesempatan terpisah Kementerian Perdagangan dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah sepakat untuk menyelesaikan pelimpahan kewenangan kepada Administrator KEK pada April 2018.

”Tapi tadi ada beberapa yang dipersyaratkan oleh Kemendag dan BKPM, bahwa sebelum pelimpahan kewenangan harus ada Administrator KEK yang dilatih terlebih dahulu. Supaya pelayanan kepada calon investor oleh Administrator KEK nantinya berjalan optimal. Pelatihan itu akan digelar awal April,” katanya.

KEK MOROTAI
Sementara itu pengembangan KEK Morotai oleh PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) terus dipacu. Setyono Djuandi Darmono, Founder Jababeka Group menuturkan pihaknya berfokus pada pemberian nilai tambah pada kawasan Timur Indonesia itu.

"Alamnya sudah diberi indah, sekarang kami dorong bagaimana investor mau datang," katanya.

Pekerjaan besar lain yang sedang dikerjakan perusahaan adalah menyiapkan masyarakat sekitar kawasan agar siap dengan beragam budaya yang datang termasuk dengan pemerintah daerah. Untuk mendatangkan dan membentuk komunitas, perusahaan selain mengembangkan destinasi wisata juga berupaya memasukkan bisnis yang mendatangkan pendapatan lebih cepat seperti sekolah dan rumah sakit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Anggara Pernando
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper