Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenperin Dorong Investasi Baru untuk Garam Industri

Kementerian Perindustrian mendorong masuknya investasi baru dalam bisnis garam industri.
Suasana bongkar muat garam impor dari Kapal MV Golden Kiku ke truk pengangkut di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (12/8)./ANTARA-Zabur Karuru
Suasana bongkar muat garam impor dari Kapal MV Golden Kiku ke truk pengangkut di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (12/8)./ANTARA-Zabur Karuru

Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Perindustrian mendorong masuknya investasi baru dalam bisnis garam industri. 

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menuturkan pemerintahan di bawah kepempinan Presiden Joko Widodo berkomitmen memudahkan para pelaku industri dalam berusaha. 

"Salah satu upayanya adalah menjaga pasokan bahan baku industri agar tidak terganggu, sehingga industri dapat lebih ekspansif dan terus menyerap banyak tenaga kerja," kata Airlangga melalui keterangan tertulis, pekan lalu. 

Kementerian Perindustrian melaporkan kebutuhan garam nasional 2018 mencapai 3,7 juta ton. Jumlah tersebut menjadi tantangan bagi industri pengolahan garam nasional mengingat saat ini sebagian besar kebutuhan garam industri diperoleh melalui impor. 

"Tanpa garam, industri kertas tidak bisa berproduksi. Tanpa garam, kontak lensa tidak bisa diproduksi. Jadi, penggunaannya sangat luas. Bahkan, di Batam, ada perusahaan yang saat ini membutuhkan garam sekitar 2.000 ton," paparnya. 

Airlangga menambahkan  rekomendasi impor garam industri sebanyak 3,7 juta ton yang dikeluarkan pihaknya bernilai Rp1,8 triliun. Dari jumlah ini, putaran uang yang digerakan menjadi Rp1.200 triliun karena industri yang membutuhkan merupakan sektor bernilai tinggi. 

Sementara itu, Direktur Jendral Industri Kimia Tekstil dan Aneka (IKTA) Achmad Sigit Dwiwahjono menyebutkan rekomendasi ekspor garam industri sebagian besar disalurkan pada Chlor Alkali Plant (CAP) guna memenuhi permintaan industri kertas dan petrokimia. Segmen ini mengajukan permintaan garam industri sebesar 2,49 juta ton. 

Selain itu, untuk farmasi dan kosmetik sebesar 6.846 ton, industri aneka pangan 535.000 ton. Selebihnya sebanyak 740.000 ton berasal dari sejumlah industri, seperti industri pengasinan ikan, industri penyamakan kulit, industri pakan ternak, industri tekstil dan resin, industri pengeboran minyak, serta industri sabun dan detergen.

"Beberapa sektor tersebut mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, seperti industri petrokimia, makanan dan minuman, serta farmasi dan kosmetik," ungkap Sigit. 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Anggara Pernando
Editor : Ratna Ariyanti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper