Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Balai Besar PPEI Targetkan Ada 32 UMKM Lulus Ekspor

Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) Kementerian Perdagangan menargetkan tahun ini akan ada 32 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang bisa lolos dalam pasar ekspor.
Perajin menyelesaikan pembuatan batik cap di Desa Parakanyasag, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (12/9)./ANTARA-Adeng Bustomi
Perajin menyelesaikan pembuatan batik cap di Desa Parakanyasag, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (12/9)./ANTARA-Adeng Bustomi

Bisnis.com, SURABAYA - Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) Kementerian Perdagangan menargetkan tahun ini akan ada 32 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang bisa lolos dalam pasar ekspor.

Kepala Balai Besar PPEI, Iriana Ryacudu mengatakan secara total tahun ini menargetkan 3.641 orang peserta yang bisa mengikuti pendidikan dan pelatihan di PPEI dan bekerja sama dengan pemerintah daerah maupun instansi seperti PT HM Sampoerna Tbk yang juga punya program pembinaan UMKM.

"Dari ribuan orang tersebut sebanyak 65% adalah dari daerah dan sisanya peserta yang dari Jakarta. Diharapkan tahun ini akan ada 32 UMKM yang sudah bisa ekspor," katanya di sela-sela acara Surabaya SMEs Go Digital and International, Rabu (7/3/2018).

Dia mengatakan tahun lalu PPEI telah berhasil mendampingi 28 UMKM yang sudah mampu ekspor. Kebanyakan produk ekspor UMKM tersebut berupa makanan dan minuman olahan, kerajinan, tekstil dan batik Pekalongan, bahkan sepatu yang bisa ekspor ke Amerika.

"Mereka yang bisa ekspor itu biasanya memang mengikuti coaching selama 1 tahun, sedangkan yang pelatihan jangka pendek misalnya 3-7 hari itu masih kurang waktunya karena memang tidak mudah menembus pasar ekspor," jelasnya.

Menurut Iriana, produk UMKM Indonesia yang mulai merintis ke pasar ekspor biasanya menyasar ke negara-negara di Timur Tengah mengingat standar regulasi ekspor di negara tersebut tidak terlalu rumit dibandingkan standar Eropa dan Amerika Serikat.

"Produk makanan minuman ini banyak ke Timur Tengah, kalau bilang standar Eropa dan Amerika memang sulit, jadi Timur Tengah cocok untuk ekspor pemula, dan bukan tidak mungkin ke depan akan menyasar Amerika," ujarnya.

Iriana mengakui kendala yang kerap dihadapi oleh para UMKM untuk go internasional ini adalah masalah ketidakpercayaan diri, padahal produk yang dihasilkan sangat menarik.

"Karena merasa ribet, banyak yang tidak percaya diri. Artinya di samping kesiapan produk juga perlu belajar regulasi di masing-masing negara tujuan," imbuhnya.

Selain kualitas produk, dan juga belajar regulasi ekspor, UMKM juga diharapkan untuk memanfaatkan atase perdagangan RI yang berada di 44 negara. Kata Iriana, mereka bisa membantu untuk mempromosikan produk-produk UMKM ke negara-negara tersebut.

Dalam kesempatan yang sama Director External Affairs Sampoerna, Yos Adiguna Ginting menambahkan dalam waktu 10 tahun ini Pusat Pelatihan Kewirausahaan (PPK) Sampoerna telah mendampingi 33.000 mitra UMKM, dan ada 45.000 peritel yang bergabung dengab Sampoerna Retail Community (SRC).

"Awalnya kita mendampingi dan membina UMKM tidak banyak, tetapi dalam 10 tahun ini rata-rata kita membina 10.000-4.000 pelaku usaha mikro kecil. Bahkan karyawan Sampoerna yang mau memasuki masa pensiun juga banyak yang ikut pelatihan sebagai bekal usaha saat sudah pensiun," katanya.

Dia mengatakan dari ribuan UMKM yang telah dibina, setidaknya setiap tahun ada 10% UMKM yang naik kelas, artinya dari pengusaha mikro naik menjadi usaha kecil, dan usaha kecil menjadi usaha menengah sampai mampu melakukan ekspor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper