Bisnis.com, JAKARTA -- Grab telah menyerap 3 juta tenaga kerja di Indonesia pada 2017, dan berkomitmen untuk menaikan target penyerapan tenaga kerja hingga 5 juta orang tahun ini.
"Tahun depan kami berharap dapat lebih tinggi lagi angka tersebut," kata Head of GrabPay South East Asia Jason Thompson dalam High Level International Conference yang bertema New Growth Models in A Changing Global Landscape di Jakarta, di Jakarta, Selasa (27/2/2018).
Tingginya penyerapan tenaga kerja dapat diwujudkan karena platform tersebut dapat menjawab kebutuhan masyarakat luas.
"Di luar sana ada orang yang khawatir ketika mengemudi, tapi juga ada yang memiliki kebutuhan untuk mengemudi. Kami hanya menyambungkannya. Tetapi, hal yang terpenting adalah pengemudi tersebut juga memiliki keluarga yang harus mereka beri makan," tuturnya.
Thompson juga mengeluhkan banyaknya perusahaan yang lebih memilih untuk menetapkan harga paling tinggi untuk jasa yang diberikan. Hal ini dinilai menjadi suatu permasalahan tersendiri yang harus dipecahkan bersama.
Dalam kesempatan yang sama, Managing Director IMF Christine Lagarde menilai Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang sangat besar. Sehingga, mestinya sektor ini mampu menyumbangkan lapangan kerja yang luas.
IMF menyebutkan di Indonesia saja terdapat lebih dari 1.700 usaha rintisan yang bergerak di dalam ekosistem digital.
"Jadi, sebenarnya potensi pertumbuhan ekonomi digital berada di negeri yang cantik ini, di Indonesia," ujarnya.