Bisnis.com, JAKARTA – Perundingan Indonesia European Union - Comprehensive Economic Partnership Agreement (EU CEPA) yang berlangsung di Solo, Jawa Tengah, menggunakan skema quick win.
Menanggapi hal itu, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengemukakan perjanjian yang dilakukan antara Indonesia dan Uni Eropa harus mengikuti sejumlah tahapan dan harus disetujui kedua belah pihak.
"Cuma, saya agak sulit [menjelaskan]. Perjanjian itu harus disepakati, kemudian mereka Uni Eropa harus bicara ke negara Eropanya masing-masing, itu nanti diratifikasi dan itu perlu teksnya. Ini masih perundingan," kata Enggar di Kantor Kemenko Perekonomian pada Rabu (21/2/2018).
Dalam perundingan EU CEPA dengan negara lain, Malaysia dan Filipina sempat melakukan perundingan hingga putaran ketujuh, tetapi di tengah jalan perundingan tersebut berakhir deadlock.
"Bagaimana saya bisa tahu [akan berakhir deadlock]. Kan masih berunding ya kita tetap berunding lah. Harapan kita supaya cepat selesai," tutur Mendag.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bersama Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menerapkan skema quick win dalam perundingan Indonesia European Union - Comprehensive Economic Partnership Agreement yang berlangsung di Solo Jawa Tengah.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W. Kamdani mengatakan skema quick win diharapkan dapat menjadi sucess story yang menciptakan buy in di masyarakat Indonesia untuk melangkah lebih confident dalam perundingan perdagangan bebas.
Menurutnya, ide quick win ini diambil dari konsep early outcomes Indonesia Australia CEPA yang memberikan peluang untuk mengimplementasikan sebagian dari item perjanjian IA CEPA yang sudah dapat disepakati sebelum seluruh perjanjian diselesaikan.
"Dalam konteks IEU CEPA, Kadin-Apindo mengusulkan quick win diadakan untuk sektor alas kaki dan tekstil & produk tekstil (TPT) dalam bentuk full & immediate tariff liberalization antara Uni Eropa dan Indonesia karena kedua industri ini dapat menjadi success story perdagangan indonesia dengan Uni Eropa bahwa indonesia benar-benar memperoleh keuntungan dari liberalisasi," kata Shinta kepada Bisnis.
Perundingan antara para pengusaha Indonesia dengan Uni Eropa berlangsung pada hari ketiga round table di Solo. Pihaknya berharap Uni Eropa dapat menyetujui usulan tersebut. Namun, penerimaan usulan, kata dia, tidak mudah karena pada framework awal Uni Eropa tidak ada early outcomes.