Bisnis.com, JAKARTA— Vice President konsultan properti Coldwell Banker Dani Indra Bhatara mengatakan perkembangan teknologi finansial di era digital (fintech) ke sektor properti dinilai sebagai alternatif sumber dana yang menarik meskipun tidak memungkiri beberapa risikonya.
Dani Indra mengatakan perkembangan fintech di properti salah satunya dikarenakan makin dibatasinya sektor perbankan untuk mengucurkan dana ke properti, baik ke pengembang maupun ke konsumen (KPR). Sehingga kebutuhan akan dana ini yang membuat alternatif sumber dana menjadi menarik.
“Khususnya untuk konsumen yang tidak bankable karena bekerja di sektor informal, kesulitan mendapatkan dana dari bank dapat beralih ke fintech,”katanya kepada Bisnis pekan lalu.
Dani mengatakan hal itu terkait bermunculannya perusahaan rintisan yang terjun di bisnis pembiayaan dan investasi di sektor properti. Sebut saja Gradana yang menawarkan pembiayaan peer to peer lending dan Nabung Pro yang menawarkan program investasi properti berjamaah (crowdfunding).
Dhani mengatakan prospek fintech saat ini masih baik karena baru mulai marak. Belum banyak yang mengetahui dan menggunakan sumber ini karena belum tahu informasinya, belum tahu caranya, ada kekhawatiran tidak aman dan lainnya. Tapi dengan berjalannya waktu dan edukasi yang makin baik tentunya akan lebih mudah untuk diterima masyarakat.
Menurutnya, risikonya pasti ada. Lembaga seperti bank yangg sudah mapan saja tetap ada risiko. Apalagi lembaga yangg baru terbentuk dan belum tahu kinerja jangka panjangnya. Tapi saat ini fintech sudah diawasi oleh OJK sehingga lebih termonitor dan sudah ada rambu-rambunya.
Properti, kata dia, secara umum dapat terbantu dengan adanya alternatif pembiayaan ini. “Fintech ini baik dapat meningkatkan konsumen yang mampu membeli properti karena memiliki jalur pembiayaan maupun mendorong pengembang untuk dapat mengembangkan proyek baru dengan dukungan dana fintech tersebut.”