Bisnis.com, JAKARTA -- PT Wintermar Offshore Marine Tbk, perusahaan pelayaran yang fokus pada segmen offshore atau lepas pantai, mencatat kenaikan tingkat penggunaan kapal ke level 70% pada akhir 2017 sejalan dengan peningkatan harga minyak. Tingkat utilisasi itu lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir 2016 sebesar 56%.
Investor Relation Wintermar, Pek Swan Layanto mengatakan peningkatan harga minyak telah mendorong peningkatan kegiatan lepas pantai. Dalam catatan Bisnis.com, kenaikan harga minyak menjadi sentimen positif bagi perusahaan yang bergerak di segmen lepas pantai seperti Wintermar.
"Pada minggu-minggu terakhir telah terlihat peningkatan yang stabil atas harga minyak dan perseroan telah diuntungkan dari peningkatan aktivitas," ujarnya dalam publikasi Wintermar yang dikutip Bisnis.com, Selasa (6/2/2018).
Dia menambahkan, Wintermar membutuhkan modal kerja yang lebih besar untuk menyiapkan dan mobilisasi armada untuk memulai operasi sejalan peningkatan aktivitas lepas pantai oleh kontraktor migas. Untuk itu, Wintermar berencana menambah modal sebesar Rp70 miliar lewat penerbitan saham baru.
Dalam catatan Bisnis.com, harga minyak dunia menjadi faktor penting bagi perusahaan pelayaran yang bergerak di segmen lepas pantai. Saat harga minyak terpuruk, tingkat utilisasi armada kapal merosot. Misalnya, di paruh kedua 2016, Wintermar mencatat utilisasi di bawah 50%.
Berdasarkan data Bloomberg, sejak mencatat level tertingggi sebesar US$110 per barel di 2014, harga minyak terus merosot ke titik nadir di level US$29 per barel pada pertengahan Januari 2016. Sejak saat itu, harga minyak terus merangkak naik hingga sempat menyentuh level US$70 di akhir Januari 2018 lalu.
Pek Swan menambahkan, Wintermat juga telah memperluas cakupan aktivitasnya yang mana perseroan bersama konsorsium memenangkan kntrak air diving and sub sea. Di akhir Desember 2017, nilai kontrak yang digenggam Wintermar mencapai US$100 juta, naik dari posisi Januari 2017 sebesar US$89,4 juta.