Bisnis.com, JAKARTA – Jepang berhasil menutup tahun terbaiknya untuk ekspor sejak krisis keuangan dengan pertumbuhan yang solid bulan lalu, saat pemulihan ekonomi global terlihat berlanjut hingga 2018.
Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Keuangan Jepang, nilai ekspor negeri sakura naik 9,3% pada Desember 2017 dibandingkan dengan setahun sebelumnya. Sementara itu, ekspor full year 2017 tumbuh 11,8%, kenaikan terbesar sejak 2010, menuju level tertinggi sejak 2008.
Volume ekspor pada Desember 2017 naik 4,5%, sedangkan volume ekspor pada 2017 naik 5,2%. Adapun kinerja impor bulan lalu naik 14,9%, melampaui prediksi untuk kenaikan 12,4%.
Surplus perdagangan pada Desember mencapai nilai 359 miliar yen (US$3,3 miliar), dibandingkan dengan prediksi senilai 535 miliar yen.
Pemulihan ekspor Jepang sepanjang 2017 ditopang permintaan global yang solid dan nilai tukar mata uang yang lebih lemah. Tingkat keyakinan di antara produsen besar dan kecil terus meningkat, dan perusahaan-perusahaan besar berencana meningkatkan investasi modal mereka pada kuartal pertama.
Namun, meningkatnya permintaan domestik tetap menjadi kunci pemulihan ekonomi Jepang menjadi mandiri. Data penjualan ritel dan pengeluaran rumah tangga yang lebih baik telah menunjukkan tanda-tanda optimisme, sedangkan pertumbuhan impor yang berlanjut memberi indikasi lain atas meningkatnya permintaan.
Baca Juga
“Saya perkirakan ekspor akan terus kuat untuk setidaknya paruh pertama tahun ini dan akan tetap menjadi pendorong pemulihan di Jepang,” ujar Masaki Kuwahara, senior economist di Nomura Securities Co., seperti dikutip Bloomberg.
Ekspor ke China, mitra dagang terbesar Jepang, naik 15,8% pada Desember dibandingkan dengan setahun sebelumnya. Ekspor Jepang ke China pada 2017 naik 20,5% menuju nilai tertingginya 14,89 triliun yen. Adapun ekspor ke Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa masing-masing naik 3% dan 11,4%.