Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi sektor konstruksi meminta supaya pemerintah terbuka dan transparan terkait dengan hasil investigasi kecelakaan kerja.
Ketua Umum Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia Hediyanto W. Husaini mengatakan bahwa selama ini hasil investigasi pemerintah setiap kecelakaan kerja tidak pernah dibuka kepada publik.
"Ini penting dibuka kepada publik agar kita sama-sama belajar dari kecelakaan yang sebelum-sebelumnya. Jadi, apa yang menyebabkan kecelakaan. Ini merugikan secara materil maupun nonmaterial," ujar mantan Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat itu kepada Bisnis, Selasa (23/1/2018).
Pemerintah pun diminta agar mengevaluasi terkait denan penerapan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) oleh kontraktor. Pasalnya, kecelakaan terus berulang di tengah digalakkannya penerapan K3.
"Tentu miris ya, pada saat bulan K3 ini ada kecelakaan kerja. Tidak hanya kita merayakan K3, tetapi kita harus tahu apa yang dilakukan meminimalisir adanya kecelakaan kerja," kata Hediyanto.
Pada Senin (21/1/2018) pagi, terjadi ke kecelakaan kerja berupa runtuhnya box girder bentang P28-P29 pada area kerja proyek kereta api ringan (light rail transit/LRT) Velodrome—Kelapa Gading, di area Jalan Kayu Putih Raya, Pulo Gadung Jakarta Timur yang melukai sejumlah pekerja konstruksi subkontraktornya.
Baca Juga
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) bertindak sebagai kontraktor utama proyek itu, sedangkan PT VSL Indonesia adalah subkontraktor dari WIKA.
Melalui siaran pers tak lama setelah kejadian tersebut, BUMN konstruksi itu menjelaskan kronologi kejadian kecelakaan itu.