Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

A2K4 Indonesia : Penerapan K3 Belum Konsisten

Asosiasi Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi Indonesia menilai proyek infrastruktur besar-besaran belum dibarengi penerapan kesehatan dan keselamatan kerja konstruksi secara konsisten.
Pengurus A2K4-Indonesia tengah memberi penjelasan dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (23/1/3018) / Yanita Petriella
Pengurus A2K4-Indonesia tengah memberi penjelasan dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (23/1/3018) / Yanita Petriella

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi Indonesia menilai proyek infrastruktur besar-besaran belum dibarengi penerapan kesehatan dan keselamatan kerja konstruksi secara konsisten.

Ketua Umum Asosiasi Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (A2K4) Indonesia Lazuardi Nurdin mengatakan bahwa selama 2017 tercatat sebagai tahun kecelakaan kerja konstruksi infrastruktur jalan dan jembatan terbanyak, khususnya berupa runtuhnya girder dan tergulingnya alat angkat crane.

"Keadaan ini mirip kasus kecelakaan putusnya gondola pada tahun 2008, yang terjadi berulang dan beruntun ketika volume pembangunan gedung properti meningkat," ujarnya dalam konferensi pers, Selasa (23/1/2018).

Dalam catatan A2K4, sejak 1 Agustus 2017 hingga awal 2018, telah terjadi lebih dari 10 kasus kecelakaan konstruksi pada proyek infrastruktur jalan yang mengakibatkan sedikitnya empat pekerja meninggal dunia dan 11 pekerja lainnya menderita cidera.

Kecelakaan kerja itu didominasi kasus runtuhnya girder dan robohnya crane.

"Kecelakaan kerja tak hanya mengakibatkan korban, tapi juga menimbulkan kerugian ekonomi yang tidak sedikit," ucap Lazuardi.

Terlebih kasus-kasus kecelakaan kerja tersebut justru bisa menghambat proses pembangunan infrastruktur yang tengah berlangsung secara besar-besaran.

Pada Senin (21/1/2018) pagi, terjadi ke kecelakaan kerja berupa runtuhnya box girder bentang P28-P29 pada area kerja proyek kereta api ringan (light rail transit/LRT) Velodrome—Kelapa Gading, di area Jalan Kayu Putih Raya, Pulo Gadung Jakarta Timur yang melukai sejumlah pekerja konstruksi subkontraktornya.

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) bertindak sebagai kontraktor utama proyek itu, sedangkan PT VSL Indonesia adalah subkontraktor dari WIKA.

Melalui siaran pers tak lama setelah kejadian tersebut, BUMN konstruksi itu menjelaskan kronologi kejadian kecelakaan itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yanita Petriella
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper