Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah menargetkan pertumbuhan industri pengolahan nonmigas pada tahun ini sebesar 5,67%. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi pertumbuhan 2017 sebesar 5,34%.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan industri farmasi diharapkan menjadi kontributor utama pencapaian target pertumbuhan industri pengolahan nonmigas 2018.
“Industri farmasi juga telah mampu menyediakan 70 persen dari kebutuhan obat dalam negeri,” tuturnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (16/1/2018).
Dia menyebutkan, nilai produk farmasi Indonesia yang terserap pasar ASEAN mencapai US$4,7 miliar atau menguasai 27% dari total pangsa pasar di wilayah tersebut.
“Ini menjadi peluang cukup besar bagi industri farmasi dalam negeri untuk lebih mendominasi pasar domestik maupun ekspor,” terangnya.
Adapun, pertumbuhan industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional pada 2018 dipatok sebesar 6,38%, atau lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi pertumbuhan pada tahun sebelumnya yang sebesar 6,08%
Baca Juga
Lebih lanjut, Airlangga juga mengatakan pentingnya investasi pada sektor industri guna menciptakan efek berantai, seperti penyediaan lapangan kerja, serta peningkatan nilai tambah hasil produksi dan penerimaan devisa dari ekspor.
“Oleh karena itu sektor industri menjadi penunjang utama dari target pertumbuhan ekonomi nasional,” tegasnya.
Airlangga juga mengaku, pihaknya terus mendorong para pemangku kepentingan terkait untuk terus bersinergi guna meningkatkan daya saing dan daya tarik investasi pada sektor industri.
Adapun, upaya yang dilakukan antara lain melalui penciptaan iklim usaha yang kondusif dan kepastian hukum, penggunaan teknologi yang dapat meningkatkan mutu, efisiensi dan produktivitas, serta pemberian fasilitas berupa insentif fiskal.
“Pertumbuhan konsumsi juga perlu dijaga dan kembali ditingkatkan agar permintaan terhadap produk-produk industri dapat semakin meningkat,” tutur Airlangga.