Bisnis.com, JAKARTA — Sejak ekspor bijih nikel dan bauksit dibuka awal 2017, Kementerian ESDM memperkirakan tidak akan banyak lagi perusahaan baru yang mengajukan permohonan rekomendasi ekspor kedua komoditas tambang pada tahun ini.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono mengatakan, total rekomendasi ekspor yang diberikan untuk nikel dan bauksit sudah cukup banyak. Sementara itu, realisasi ekspornya masih rendah.
"Belum ada lagi yang ngajuin buat nikel dan bauksit. Rekomendasinya sudah banyak. Ya siapa lagi coba yang mau mengajukan?" ujarnya.
Bambang melanjutkan untuk perusahaan-perusahaan yang telah mendapatkan rekomendasi sebelumnya, dipersilakan mengajukan perpanjangan. Namun, karena sifatnya perpanjangan, maka akan menggantikan rekomendasi sebelumnya. "Kalau ada rekomendasi baru, yang lama kan hangus. Jadi bukan nambah terus," tuturnya.
Berdasarkan data dari Kementerian ESDM, hingga 6 November 2017, total rekomendasi ekspor yang telah diberikan untuk nikel mencapai 20,39 juta ton, sedangkan bauksit 14,66 juta ton.
Meskipun rekomendasi yang diberikan terus meningkat, realisasinya masih belum signifikan. Peningkatan realisasi baru terjadi pada kuartal IV/2017 setelah perusahaan selesai melakukan persiapan.