Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BAURAN ENERGI, Konsumsi BBM untuk Pembangkit Masih di Atas Target

Konsumsi bahan bakar minyak untuk pembangkit listrik masih melampaui target kendati terus menunjukkan penurunan tiap tahunnya.
PLTP Ulubelu di Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung/Antara-Budisantoso Budiman
PLTP Ulubelu di Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung/Antara-Budisantoso Budiman

JAKARTA — Konsumsi bahan bakar minyak untuk pembangkit listrik masih melampaui target kendati terus menunjukkan penurunan tiap tahunnya.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pangsa bahan bakar minyak dalam bauran pembangkit tenaga listrik pada 2017 tercatat sebesar 5,81%.

Realisasi pada 2017 tersebut menurun bila dibandingkan dengan realisasi pada 2016 yang mencapai 6,96%. Namun masih belum sesuai dengan target yang diharapkan pemerintah.

Tahun lalu pemerintah menargetkan dapat menekan konsumsi bahan bakar minyak untuk pembangkit listrik mencapai sekitar 4,66%.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Andy N Sommeng mengakui capaian pada tahun lalu memang masih berada di atas target. Menurutnya, hal tersebut disebabkan adanya penambahan konsumsi bahan bakar minyak untuk percepatan program elektrofikasi.

“Di atas target karena memang ada penambahan dalam rangka mempercepat elektrofikasi,” ujar Andy, baru-baru ini.

Dia menyebutkan dalam rangka mempercepat elektrofikasi ada beberapa pengadaan Marine Vessel Power Plant (MVPP) yang masih menggunakan BBM. Untuk menyuplai listrik di desa-desa tertinggal pembangkit masih menggunakan diesel.

“Jadi bukan karena tidak efisien tapi ada penambahan kapasitas yang disediakan oleh PLN,” kata dia.

Sementara itu, bauran energi pada sektor pembangkit masih didominasi oleh batubara sebesar 57,22%, disusul kemudian gas 24,82%, air 7,06%, BBM 5,81% dan panas bumi serta EBT sebesar 5,09%.

"Batubara sangat berperan sekali dalam penentuan besaran tarif tenaga listrik karena memang porsi baurannya mencapai lebih dari 50%. Mudah-mudahan jika harga batubara turun maka tarifnya juga turun," tambah Andy.

Untuk menurunkan konsumsi bahan bakar minyak, pemerintah dan PLN berupaya untuk meningkatkan kapasitas pembangkit dari energi baru terbarukan.

Pemerintah akan terus menambah kapasitas listrik dari energi hijau pada tahun depan. Pemerintah menargetkan untuk menurunkan konsumsi BBM untuk pembangkit listrik di bawah 5% pada 2018. Upaya ini dilakukan dengan mempercepat pembangunan pembangkit listrik dari energi bersih.

Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2017—2016, PLN menargetkan untuk penambahan kapasitas pembangkit listrik energi ramah lingkungan mencapai 454 MW.

Target itu akan berasal dari PLTP sebesar 165 MW, pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) 112 MW, dan PLTA 87 MW dan pembangkit listrik tenaga sampah, surya, dan bahan bakar nabati.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro