Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rokok Menyebabkan Orang Jadi Miskin

Bisnis.com, JAKARTA -- Kenaikan harga pada rokok kretek berkontribusi 9,98% pada peningkatan angka kemiskinan.
Rokok dijual di sebuah gerai waralaba, di Jakarta, Minggu (21/8)./JIBI-Dwi Prasetya
Rokok dijual di sebuah gerai waralaba, di Jakarta, Minggu (21/8)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA -- Kenaikan harga pada rokok kretek berkontribusi 9,98% pada peningkatan angka kemiskinan.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro mengatakan kenaikan harga pada rokok tidak bisa dianggap enteng.

"Cuma jangan menganggap kita [pemerintah] juga akan menjaga rokok supaya tidak naik, kalau gitu mereka salah besar," katanya dalam Konfrensi Pers Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, di Jakarta, Selasa (9/1/2018).

Dia mengatakan fenomena ketergantungan masyarakat terhadap komoditas yang tidak produktif seperti ini haruslah dihilangkan, dan tidak seharusnya rokok membuat orang susah.

Berdasarkan paparannya, kontribusi rokok terhadap angka kemiskinan memang tinggi yakni 9,98% di perkotaan dan 10,70% di pedesaan.

Namun angka tersebut sudah menunjukkan penurunan dibandingkan dengan data 2014, yang kontribusinya mencapai 11,18%.

Disamping itu, Bambang mengatakan tren konsumsi masyarakat Indonesia sudah mulai mengarah tren konsumsi makanan sehat.

Hal tersebut dikarenakan, semenjak 2016 daging sapi berpengaruh pada kenaikan angka kemiskinan.

Pengaruh daging sapi naik dari 4,98% pada 2016 menjadi 5,71% pada 2017, tetapi pengaruhnya dipedesaan masih kecil, di bawah 4%.

Bambang mengatakan dari semua bahan pangan yang berpengaruh pada kemiskinan, memang beras yang masih mendominasi.

Pengaruhnya 18,80% di perkotaan dan 24,52% di pedesaan. "Memang jika ingin mengendalikan angka kemiskinan di pedesaan harus mengendalikan harga beras," imbuhnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : M. Richard
Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper