Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tren Perkantoran Kembali ke Pusat Kota

Konsultan Properti Savills Indonesia memprediksikan, kecenderungan perusahaan-perusahaan berpindah kantor ke kawasan Central Business District (CBD) akan bertumbuh tinggi dalam beberapa tahun ke depan. Tren ini dinilai mulai terjadi, meskipun perkembangannya masih lambat.

Bisnis.com,JAKARTA—Konsultan Properti Savills Indonesia memprediksikan, kecenderungan perusahaan-perusahaan berpindah kantor ke kawasan Central Business District (CBD) akan bertumbuh tinggi dalam beberapa tahun ke depan. Tren ini dinilai mulai terjadi, meskipun perkembangannya masih lambat.

Kepala Departemen Riset Savills Indonesia mengatakan kondisi ini akan membalikkan tren yang terjadi dalam beberapa tahun belakangan. Pasalnya sejak 2005 lalu, perusahaan yang sebelumnya berkantor di CBD justru berpindah ke non-CBD dengan alasan tarif sewa yang lebih murah.

Selain itu, perubahan generasi juga turut mempengaruhi referensi ke depannya. Dia mencontohkan sebelumnya banyaknya perpindahan perusahaan migas dari pusat kota ke selatan, seperti kawasan TB Simatupang, dikarenakan rata-rata pimpinan perusahaan didominasi oleh kalangan baby boomer, yang lebih memilih lokasi kantor yang dekat dengan fasilitas pendidikan serta mempertimbangkan kualitas lingkungan perumahannya.

Anton melanjutkan saat ini pesatnya pertumbuhan generasi milenial dengan referensi yang berbeda mulai menyebabkan tingginya tingkat kekosongan kawasan perkantoran di pinggiran kota (non-Central Business District/CBD). Apalagi kata dia kalangan millenials akan merajai struktur perusahaan ke depannya.

“Generasi milenial, mereka maunya urban lokasi, tengah kota, yangg aksesnya mudah, untuk dicapai dan dekat dengan fasilitas makan, olahraga, belanja, dll. Semua itu yang paling cocok adalah tengah kota. Sehingga ada tren relokasi dari CBD ke non CBD, itu bisa berubah lagi ke CBD,”katanya berdasarkan paparan riset yang dikutip Senin (1/1).

Referensi kaum ini juga sejalan dengan rencana pemerintah, yang membangun transportasi terintegrasi hunian dan tempat kerja di pusat kota melalui Mass Rapid Transit (MRT) dan TOD.

Selain itu upaya perusahaan untuk membujuk karyawan pindah ke pingir kota juga bukan perkara mudah. Karena berarti karyawan itu juga harus berpindah rumah, sekolah anak, dan fasilitas lainnya.

“Kecuali dengan CBD di pusat kota, karena semua fasilitas lebih mudah. Maka relatif lebih mudah untuk memindahkan kantor ke CBD dibandingkan ke CBD di pinggir kota,,” imbuhnya.

Sepanjang 2017, data riset Savills Indonesia menyebut bahwa tingkat kekosongan gedung-gedung perkantoran di kawasan non-CBD masih dalam tren penurunan. Sebab, beberapa perusahaan yang semula berpindah dari CBD ke non CBD, kembali berbalik ke kawasan CBD.

Di sisi lain, kondisi perekonomian justru sedang tidak menggairahkan yang membuat banyak perusahaan menahan ekspansi, termasuk untuk menambah luasan perkantoran mereka. Sehingga, pertumbuhan tingkat kekosongan di kawasan non-CBD meningkat.

Tercatat tingkat penyerapan di kawasan non CBD hanya 79 ribu meter persegi, lebih kecil dari daerah CBD. Sehingga tingkat kekosongan non-CBD lebih tinggi mencapai 24,2%. Sedangkan, CBD hanya 21,5%.

Secara total, ia menuturkan, jumlah pasokan baru dari perkantoran kawasan non-CBD sebanyak 151 ribu meter persegi. Hal ini membuat total pasokan keseluruhan mencapai 2,7 juta meter persegi. Namun, yang digunakan hanya 79 ribu meter persegi dengan yang terisi hanya 85,5 ribu meter persegi.

Dari sisi harga, perkantoran non-CBD menurun harga sewanya sekitar 1,3% per bulan. Sedangkan kawasan CBD turun 6,4%. Secara keseluruhan, dua kawasan ini turun harganya karena memang tingkat keterisiannya rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper