Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Plastik Tahun Depan Naik 5,5%

Sekjen Asosiasi Industri Olefin Aromatik dan Plastik Indonesia Fajar Budiyono memperkirakan permintaan terhadap produk plastik mencapai 5%5,5% pada tahun depan.
Peserta mengoperasikan mesin cetak kemasan seusai pembukaan pameran INDOPLAS, INDOPACK, dan INDOPRINT 2016 di Jakarta/JIBI-Dwi Prasetya
Peserta mengoperasikan mesin cetak kemasan seusai pembukaan pameran INDOPLAS, INDOPACK, dan INDOPRINT 2016 di Jakarta/JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA—Sekjen Asosiasi Industri Olefin Aromatik dan Plastik Indonesia Fajar Budiyono memperkirakan permintaan terhadap produk plastik mencapai 5%—5,5% pada tahun depan. “Tahun depan sekurang-kurangnya bisa sama seperti tahun ini sekitar 5%,” ujarnya.

Menurutnya, proyeksi pemakaian plastik pada tahun depan masih cukup positif seiring dengan perkiraan pertumbuhan industri makanan minuman sekitar 7%—9%. Pada 2017, hampir separuh permintaan plastik di dalam negeri masih ditopang impor.

“Porsi impor dengan buatan lokal masih 50:50. Tunggu beberapa tahun lagi begitu sampai ekspansi Chandra Asri baru terselesaikan dan kalau ada investasi baru yang terealisasi maka porsi impor bisa berkurang drastis,” ujarnya.

Pabrikan petrokimia masih dibayangi oleh kenaikan harga naphta yangakan terus berlanjut pada tahun depan seiring dengan tren penguatan harga minyak dunia.

Harga naphta jelang tutup tahun ini tercatat menyentuh US$576 per ton, atau naik 20% ketimbang harga pada awal 2017 yaitu sekitar US$486 per ton. Laju kenaikan harga naphta tersebut nyatanya berbanding lurus dengan tren pergerakan harga minyak di pasar komoditas internasional.

Menurut Fajar, pergerakan harga naphta sesuai dengan fluktuasi harga minyak dunia. Pabrikan petrokimia, ujarnya, cenderung menyiasatinya dengan meningkatkan stok bahan baku naphtatatkala musim panas. Sebab harga naphta cenderung sedikit terkoreksi pada musim panas dan sebaliknya terus melesat pada musim dingin.

“Karena memang kebutuhan bahan bakar global biasanya tinggi ketika sudah masuk musim dingin. Bukan saat yang tepat untuk gain bahan baku saat peak season seperti sekarang,” ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper