Bisnis.com, BEKASI—Industri keramik di dalam negeri diyakini masih prospektif seiring dengan permintaan domestik yang tumbuh.
Dirjen Industri Kimia Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan industri keramik masih prospektif untuk jangka panjang seiring dengan permintaan domestik yang meningkat. Selain itu, konsumsi keramik per kapita di Indonesia masih di bawah 2 meter persegi, lebih rendang dibandingkan negara Asia Tenggara lainnya.
"Bahan baku juga tersedia dan proyek pemerintah untuk membangun infrastruktur, serta tumbuhnya industri properti dan perumahan akan meningkatkan permintaan," katanya di sela-sela acara peletakan batu pertama pembangunan pabrik Kohler.
Berdasarkan data Kemenperin, pada 2016 kapasitas terpasang industri ubin dan keramik dalam negeri tercatat sebesar 580 juta meter persegi dengan porsi untuk pasar domestik sebesar 87% dan sisanya untuk diekspor ke Asia, Amerika, dan Eropa.
Sementara itu, kapasitas terpasang keramik untuk tableware sebesar 290 juta unit, keramik untuk sanitary sebesar 5,4 juta unit, dan genteng sebanyak 120 juta keping. Indonesia merupakan negara dengan kapasitas produksi keramik keempat terbesar di dunia.
Untuk menciptakan tenaga kerja dalam negeri yang siap kerja di industri keramik, Kohler bekerja sama dengan SMK Ananda Mitra Industri Deltamas untuk membantu pengembangan kurikulum khusus tentang keramik. Tujuan kurikulum baru ini adalah meningkatkan keahlian dan ketrampilan pelajar di sekolah serta memberikan sponsor dan fasilitas lain, seperti sesi pelatihan bagi para guru dan kesempatan magang dan bekerja bagi para siswa.