Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian menilai masih kekurangan tenaga ahli untuk posisi instruktur dan insinyur pengelasan.
Haris Munandar, Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian (Kemenperin), menyampaikan jika mencetak tenaga ahli untuk kompetensi sebagai instruktur dan insinyur pengelasan memerlukan waktu yang lama.
Bahkan, untuk tingkat komptensi yang paling dasar dari skill instruktur dan insinyur pengelasan tersebut diperlukan waktu lebih dari enam bulan.
"Sebenarnya kita sudah punya Balai Besar Bahan dan Barang Teknik [B4T] di Bandung untuk mencetak welding instructor [instruktur pengelasan] dan engineering welding [insinyur pengelasan] namun belum bisa memenuhi kebutuhan nasional saat ini," kata Haris kepada Bisnis, Senin (27/11/2017).
Menurutnya, Kemenperin akan terus berupaya meningkatkan jumlah tenaga ahli pengelasan dengan kompetensi tinggi tersebut melalui B4T.
Hal ini untuk mengantisipasi kebutuhan akan tenaga ahli pengelasan untuk mendukung pembangunan infrastruktur Tanah Air.
Baca Juga
Dia menambahkan beberapa sektor yang membutuhkan tenaga ahli pengelasan seperti manufaktur otomotif, perkapalan, dirgantara, kontraktor, dan lain-lain. Diperkirakan untuk sektor industri saja membutuhkan sekitar 5.000 ahli pengelasan setiap tahunnya.
Haris menambahkan sebelum bisa memenuhi kebutuhan instruktur dan insinyur pengelasan maka Kemenperin akan menggenjot pelatihan untuk tukang las (welder).
Hal ini dikarenakan untuk menghasilkan tukang las bersertifikasi lebih mudah dan memerlukan waktu yang singkat dibandingkan dengan yang berkeahlian khusus.
Upaya Kemenperin untuk menciptakan ahli las tersebut melalui program pelatihan vokasi. Pelatihan ini merupakan keberlanjutan dari program vokasi yang digarap oleh Kemenperin.
"Nantinya mereka akan pelatihan di balai riset atau Balai Latihan Kerja [BLK] untuk memiliki sertifikasi di bidang pengelasan," ungkapnya.