Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Auit Usoap : AirNav Senang Nilai Keselamatan Indonesia Membaik

Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau AirNav Indonesia menilai peningkatan nilai audit keselamatan disebabkan oleh perbaikan air navigation services.
AirNav Indonesia./JIBI
AirNav Indonesia./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau AirNav Indonesia menilai peningkatan nilai audit keselamatan disebabkan oleh perbaikan air navigation services.

Direktur Utama AirNav Indonesia Novie Riyanto mengatakan terdapat delapan aspek yang menjadi sorotan International Civil Aviation Organization atau ICAO alam audit Universal Safety Oversight Audit Programme (USOAP).

Adapun aspek navigasi penerbangan Air Navigation Services (ANS) menjadi salah satu yang memberikan dampak signifikan bagi peningkatan keselamatan penerbangan Indonesia.

Saat ini ANS mendapatkan nilai 86% pada tahun ini, meningkat signifikan dibandingkan tahun 2016 yakni 56%. Nilai ini jauh melampaui nilai rata-rata negara-negara di Asia Pasifik yang memiliki nilai 59,56%, ASEAN 64% bahkan dunia 65%.

"Keselamatan navigasi penerbangan Indonesia kini dapat bersaing secara global,” ujar Novie melalui siaran pers, Jumat (24/11/2017).

AirNav menyadari peningkatan nilai ini merupakan buah dari koordinasi dan kolaborasi yang baik dengan regulator dan stakeholder lainnya. Kini AirNav Indonesia yang merupakan satu-satunya penyelenggara pelayanan navigasi penerbangan di ruang udara Indonesia, menjadikan keselamatan sebagai bisnis utama.

“Ada 77 item penilaian yang berkaitan dengan aspek navigasi penerbangan dan tim ICAO mengambil sampel penilaian dengan melakukan kunjungan ke Kantor Cabang JATSC di Jakarta dan Kantor Cabang Medan,” terang Novie.

Dari puluhan item penilaian tersebut, ada beberapa aspek utama yang meningkat dari penilaian sebelumnya, antara lain pemenuhan terhadap aturan dan regulasi, Safety Management System (SMS), penerapan PBN dan budaya reporting.

Novie menyatakan kantor layanan AirNav di seluruh Indonesia mendapatkan sertifikasi dari Kementerian Perhubungan. Total sebanyak 190 sertifikasi yang terdiri dari Civil Aviation Safety Regulation (CASR) 171, 172, 173, 175 telah diterbitkan baik untuk layanan, peralatan maupun personel navigasi penerbangan AirNav Indonesia.

Sampai saat ini 97 Cabang telah mendapat sertifikasi CASR 171, 66 Cabang CASR 172, satu CASR 173 untuk Kantor Pusat AirNav Indonesia dan CASR 175 untuk 25 Cabang serta satu Notam atau Notice to Airmen Office.

Adapun 122 sertifikasi yang terdiri dari 57 Cabang CASR 171, 58 Cabang CASR 172 dan tujuh Cabang CASR 175 masih dalam proses dan dikejar untuk segera diselesaikan secepat mungkin. Selain itu, personil dan fasilitas yang digunakan AirNav juga mendapatkan sertifikasi secara berkala.

Novie menyebut peningkatan kompetensi personel navigasi penerbangan ini direkam dan diperbarui secara berkala menggunakan sistem personalia berbasis daring yang dikembangkan oleh AirNav Indonesia yaitu Human Resources Information System (HRIS).

Terdapat pula aplikasi berbasis daring lain, Safety Now Online on Record & Document (SWORD) yang dapat diakses oleh personel navigasi penerbangan AirNav Indonesia untuk dapat mengetahui regulasi dan aturan yang relevan seputar pelayanan navigasi penerbangan baik internal perusahaan, nasional maupun internasional.

Selain sertifikasi, pembuatan dan pembaruan standard operation procedure (SOP) untuk pelayanan navigasi penerbangan juga terus dilakukan menyesuaikan dengan penerapan teknologi yang lebih mutakhir serta kebutuhan operasional di lapangan. Terdapat pula di dalamnya contingency plan dan alur koordinasi dengan pihak luar yang terus disesuaikan dengan aturan dan regulasi yang berlaku.

Novie menegaskan dari sisi prosedur, AirNav Indonesia melakukan Performance-Based Navigation (PBN) dengan mengimplementasikan SID RNAV-1 dan STAR RNAV-1.

"Prosedur ini meningkatkan efisiensi pergerakan pesawat udara sehingga mengurangi penggunaan avtur dan dapat meningkatkan kapasitas ruang udara,” tutur Novie.

Aspek lain yang juga penting adalah sistem reporting terhadap keselamatan penerbangan. AirNav telah memiliki sistem EFFORT yang merupakan sistem pelaporan berbasis web. Seluruh pihak dapat melaporkan kejadian yang terkait dengan layanan navigasi, dan nanti sistem akan melihat apakah hal tersebut masuk kategori hazard, incident hingga accident.

"Ini menjadi basis bagi kami untuk melakukan perbaikan dan peningkatan keselamatan,” pungkasnya.

Sebagai informasi pada proses ICAO Coordinated Validation Mission (ICVM) yang dilakukan pada 1018 Oktober 2017 lalu menghasilkan nilai keselamatan Indonesia mencapai 81,15%, melampaui nilai rata-rata pemenuhan standar keselamatan penerbangan dunia yang berada pada batas 64,71%.

Pada 2016 lalu Indonesia mendapatkan nilai 51,61% kemudian tahun ini meningkat signifikan menjadi 81,15%. Hal ini merupakan bukti kerja nyata yang dilakukan oleh seluruh stakeholder penerbangan di tanah air.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper