Bisnis.com, JAKARTA – PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) menambah kekuatan alat produksinya berupa 8 unit Harbour Mobile Crane atau HMC. Penambahan fasilitas tersebut guna memberikan layanan kepada pengguna jasa pelabuhan.
Pengadaan delapan unit HMC dilakukan oleh anak usaha Pelindo III, PT Berlian Jasa Terminal Indonesia (BJTI Port), yang didatangkan dari Jerman dan diangkut dalam keadaan terpisah berupa sparepart/bagian untuk dirakit kembali. Dari 8 HMC itu, 4 unit memiliki kapasitas 100 ton dan empat lainnya berkapasitas 125 ton.
Dirut BJTI Port Putut Srimuljanto menyebut tiga unit HMC sudah didatangkan, sedangkan tiga unit akan datang pada Desember 2017 dan dua unit lainnya akan datang pada Februari 2018.
“Saat ini dua unit sudah siap dioperasikan di wilayah kerja kami dan satu unit lagi siap dioperasikan di Desember 2017, untuk itu hari ini dilakukan pengoperasian HMC untuk mengetahui sistem kerja dan olah gerak alat bongkar muat ini,” ujarnya dalam siaran pers, Jumat (10/11/2017).
Lebih lanjut, dia menjelaskan selain meningkatkan produktivitas bongkar muat petikemas di Terminal Berlian, penambahan alat tersebut ditujukan untuk mengoptimalkan fasilitas dan peralatan bongkar muat sendiri sebagai upaya pengembangan secara bertahap untuk meningkatkan pelayanan dan percepatan produksi serta arus barang.
“Semua usaha tersebut dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa dan kami berharap dengan penambahan alat bongkar muat tersebut dapat meningkatkan layanan petikemas domestic agar semakin efisien dan efektif,” tutur Putut.
Baca Juga
Sementara itu, Pelindo III juga melakukan penyerahan empat kapal tunda ke PT Pelindo Marine Service selaku anak usahanya dalam bidang ship services.
Penyerahan empat unit kapal tunda (KT) antara lain KT Jayanegara 401 kapasitas 2x2400 Horse Power (HP) dan Bollard Pull 60 ton; KT Jayanegara 301 kapasitas 2x1500 HP dan Bollard Pull 35 ton; KT Jayanegara 308 kapasitas 2x1800HP dan Bollard Pull 40 ton; serta KT Jayanegara 309 kapasitas 2x1800 HP dan Bollard Pull 40 ton.
Setelah penyerahan, akan dilakukan pengenalan spesifikasi, fitur-fitur dan mekanisme maintenance dari pembuat kepada pengguna.
CEO Pelindo III IG.N Askhara Danadiputra atau Ari Askhara mengatakan pengenalan itu bertujuan untuk transfer pengetahuan dari pembuat kapal ke petugas yang mengoperasikan kapal.
KT Jayanegara dilengkapi dengan teknologi terbaru di kelasnya. KT Jayanegara menggunakan notasi klas Unattended Machinery Space (UMS) yang memudahkan kru kapal untuk memonitor kondisi permesinan kapal, sehingga dapat mengurangi jumlah awak kapal tunda dari yang biasanya 7 orang menjadi 4 orang.
“Kalau kapal tunda konvensional biasanya ada kru mesin yang harus siap sedia di ruang mesin, jumlahnya bisa 3 atau 4 orang, di KT Jayanegara fungsi kru mesin digantikan dengan sistem yang ada di UMS itu,” jelas Ari.
Keberadaan KT Jayanegara akan membantu operasional beberapa kapal tunda yang sudah ada sebelumnya yakni kapal tunda seri Bima, Anggada, Anoman, dan Subali. Teknologi pada kapal-kapal tunda itu sudah jauh tertinggal dengan teknologi yang ada saat ini.
Hal tersebut sering berimbas pada availability kapal tunda dalam memberikan layanan jasa kepelabuhanan di pelabuhan yang dikelola Pelindo III.