Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia menegaskan akan terus mendorong pengembangan dan pertumbuhan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk memberdayakan kaum perempuan. Pasalnya, sekitar 60% UMKM di Tanah Air dikelola oleh perempuan.
Pernyataan tersebut disampikan pada forum Asia Pacific Economic Cooperation-World Economic Forum (APEC WEF) 2017 yang berlangsung di Hue City, Vietnam. Indonesia saat ini dinilai telah menerapkan mekanisme pengembangan industri rumahan yang bertujuan untuk menurunkan angka kemiskinan.
Ketua Delegasi RI pada APEC High Level Policy Dialogue on Women and the Economy (HLPDWE) Duta Besar Sudirman Haseng menuturkan, mekanisme pengembangan industri rumahan diharapkan dapat menekan angka kemiskinan dan kekerasan terhadap perempuan karena aktif terlibat dalam pengembangan ekonomi.
"Mekanisme pengembangan industri rumahan ini juga bertujuan untuk mendekatkan pelaku usaha perempuan terhadap akses modal, akses informasi dan teknologi, akses pasar, akses pelatihan, hingga pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga dan ketahanan keluarga," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (3/10/2017).
Sudirman menuturkan, peran perempuan dalam ekonomi masih belum optimal, sehingga dibutuhkan pendekatan yang lebih inovatif, holistik, dan terkoordinasi. APEC, paparnya, sepakat untuk lebih efektif dalam meningkatkan wirausaha dan peluang kerja bagi perempuan.
Selain itu, APEC juga akan memastikan kebijakan masing-masing anggotanya yang menjamin persamaan perolehan hak upah atau gaji antara pekerja laki-laki dan perempuan, serta menjamin representasi wanita di tingkat pembuat keputusan dan kebijakan (leadership level).
Forum ini juga mendesak masing-masing anggota APEC untuk dapat membuka kesempatan yang lebih besar bagi kaum perempuan dalam memperoleh pendidikan pada semua sektor terutama yang dapat menunjang inklusivitas wanita dalam pembangunan ekonomi.
Para pengusaha juga mengharapkan dapat diberikan kemudahan dan kuota khusus bagi UMKM yang dipimpin oleh wanita dalam proses pengadaan barang/jasa.