Bisnis.com, JAKARTA - PT Angkasa Pura II menargetkan Airport Operation Control Center (AOCC) di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) Cengkareng mulai beroperasi pada Februari 2018.
Saat ini, peletakan batu pertama AOCC telah dimulai. Nanti, pusat kontrol yang menghabiskan dana Rp97,5 miliar itu akan berada di Gedung 631 atau dekat dengan Lounge Umrah.
Seluruh pemangku kepentingan mulai dari operator bandara, maskapai, navigasi hingga regulator seperti karantina, bea cukai, imigrasi, kepolisian dan lainnya akan ikut terlibat di AOCC tersebut.
Dengan AOCC itu, seluruh sumber daya yang ada di Bandara Soekarno-Hatta akan dikelola secara efektif dan efisien, sehingga standar keselamatan, keamanan, regulasi dan pelayanan di bandara tersebut dapat terpenuhi.
Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) II Muhammad Awaluddin mengatakan AOCC adalah pusat komando yang bertujuan mengawasi operasional di sisi udara dan darat bandara, di mana mencakup seluruh aktivitas kedatangan dan keberangkatan.
“AOCC juga merupakan salah satu upaya AP II dalam mengimplementasikan sistem teknologi informasi di bandara, atau yang kami sebut dengan pembangunan soft infrastructure,” katanya, Senin (11/9).
Awaluddin menjelaskan pembangunan infrastruktur lunak (soft infrastructure) itu bertujuan untuk mengimbangi pembangunan infrastruktur fisik yang tengah dikerjakan AP II, seperti terminal, tempat parkir pesawat (apron) dan lainnya.
Dia optimistis kehadiran AOCC itu membuat pengelolaan bandara dapat berjalan lancar sesuai dengan standar aturan penerbangan yang berlaku. Alhasil, pelayanan kepada maskapai dan penumpang pun bakal meningkat.
“Didirikannya AOCC ini juga didasari dari pertumbuhan industri penerbangan yang cukup signifikan setiap tahunnya, di mana hal tersebut membuat dinamika operasional ke depannya kian beragam,” tuturnya.
Untuk diketahui, AOCC Soekarno-Hatta akan dilengkapi sejumlah modul, di antaranya seperti Facility Engineering Management System (FEMS) yang berfungsi untuk memantau, mengendalikan dan mengelola kehandalan fasilitas-fasilitas utama bandara.
Kemudian, modul Network Management System (NMS) yang menampilkan kinerja jaringan dan perangkat teknologi informasi dalam mengelola, serta mendistribusikan data operasi ke sejumlah stakeholder.
Lalu, Airport Management System (AMS) dan Resources Management System (RMS) yang berfungsi memantau dan mengendalikan operasional bandara, serta mengatur penggunaan sumber daya, seperti parking stands, boarding lounge, dan check-in counter.
Selain modul-modul tersebut, AOCC Soekarno-Hatta juga dilengkapi sejumlah fasilitas seperti CCTV room, Emergency Situation Room, Meeting Room, dan Airport People Movers System Control Room.
Sementara itu, Direktur Keselamatan, Keamanan, dan Standardisasi AirNav Indonesia Yurlis Hasibuan mengatakan AirNav siap mendukung AP II dengan mengintegrasikan sistem yang dimiliki AirNav dengan sistem yang ada di AOCC.
“Kami mendukung penuh pembentukan AOCC ini. Kami juga siap mengintegrasikan sistem yang dimiliki Airnav dengan sistem di AOCC guna mendukung keselamatan dan keamanan penerbangan,” ujarnya.
Senada, Kasubdit Penyelenggaraan dan Pelayanan Bandara Udara Kementerian Perhubungan Agustono mengatakan Kemenhub juga siap mendukung pendirian AOCC itu, terutama dari sisi regulasi.
Bandara Soekarno-Hatta merupakan bandara tersibuk di Indonesia. Setiap harinya, Soekarno-Hatta saat ini telah melayani 760.000 penumpang dan 1.300 pergerakan pesawat.