Bisnis.com, JAKARTA—Ambang batas utang Indonesia pada 2017 akan tetap dipertahankan pada rasio 30% terhadap PDB.
Batasan angka tersebut merupakan setengah dari batas maksimal utang negara yakni 60% dari PDB seperti yang diatur dalam Undang-Undang nomor 17/2003 tentang Keuangan Negara.
Dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan keputusan untuk menahan rasio utang merupakan salah satu dari strategi pengelolaan pinjaman.
“Kami akan menjaga rasio pinjaman selalu dibawah threshold yakni 30% meskipun undang-undang keuangan negara menyatakan ambang batas rasio pinjaman [utang] sebesar 60% dari PDB,” kata Ani di Kompleks Parlemen, Senin(4/9).
Dalam hal ini, Sri Mulyani memastikan utang pemerintah terus dikelola dengan bijaksana dan produktif di mana saat ini kondisi utang Indonesia jauh lebih kecil dibandingkan dengan negara-negara lain.
Bahkan, dibandingkan dengan tren pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan utang Indonesia pun relatif rendah di antara negara-negara lain di dunia.
“Apakah utang Indonesia mengkhawatirkan? Dibandingkan negara-negara di dunia, Indonesia paling rendah, di bawah Rusia. Dibanding Turki, China, South Africa, Argentina, Meksiko yang utangnya di atas 50%. India eksposur utangnya 70%. Brasil defisit besar, pertumbuhan kecil. AS dan Inggris eksposur utangnya hampir 100%,” katanya.
Selain itu, utang Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) per kapita juga rendah. Sebut saja Jepang, meski pendapatan per kapita masyarakatnya tinggi, rata-rata utang jika dibagi per individu bisa lebih dari 100%.
“Income per kapitanya kan Indonesia lebih rendah? Indonesia utang terhadap PDB per kapita 28%. Jepang income per kapita hampir US$40 tapi eksposur utang per kepala US$90 ribu. Amerika Serikat income per kapita US$ 57 ribu, eksposur utangnya US$ 61 ribu. Jerman sama juga,” katanya.
Oleh sebab itu, masyarakat seharusnya tidak perlu khawatir akan utang pemerintah saat ini.
“Jadi secara stok, kita yang paling kecil dan prudent. Indonesia very tiny, small. Negara yang kaya minyak kayak Qatar sudah kuning [mulai berhati-hati]. Katanya dibandingkan dengan negara yang sama-sama kaya sumber daya alam, Indonesia hijau kecil. Mau dilihat dari sudut apa, Indonesia paling prudent,”pungkasnya.
Sementara itu, selain menahan agar utang tetap pada 30% terhadap PDB, Kemenkeu juga memiliki lima strategi lain yakni mendorong pemanfaatan pinjaman untuk kegiatan produktif, mendorong upaya pendalaman pasar domestik dan perluasan basis investor, mengelola portofolio pinjaman pemerintah, membiayai pengeluaran pembiyaan dan mmengelola arus kas negara.