Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Manfaatkan Bahan Baku Lokal, IKM Minta Pemerintah Tutup Impor

Pelaku industri konveksi skala kecil dan menengah saat ini telah menggunakan kain produk lokal. Pemerintah pun diharap agar tetap konsisten dalam menjalankan kebijakan pelarangan impor tekstil.
Pekerja menjemur kain pantai usai dilakukan pewarnaan, di kawasan industri rumahan, Krajan, Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (22/8)./ANTARA-Mohammad Ayudha
Pekerja menjemur kain pantai usai dilakukan pewarnaan, di kawasan industri rumahan, Krajan, Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (22/8)./ANTARA-Mohammad Ayudha

Bisnis.com, JAKARTA—Pelaku industri konveksi skala kecil dan menengah saat ini telah menggunakan kain produk lokal. Pemerintah pun diharap agar tetap konsisten dalam menjalankan kebijakan pelarangan impor tekstil.

Wakil Ketua Umum Ikatan Ahli Tekstil Indonesia (IKATSI) Cecep Daryus mengatakan konsistensi pemerintah dalam membatasi impor penting agar produsen tetap percaya bahwa setelah mereka berproduksi, pasar tidak diganggu oleh barang impor.

“Minggu kemarin para IKM tenun, rajut, hingga konveksi garmen kumpul di Direktorat Jenderal IKM Kemenperin dan mengkonfimasi bahwa mereka mulai menggunakan bahan baku lokal," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (4/9/2017).

Para pelaku IKM secara tegas meminta impor ditutup karena barang impor dituding menyebabkan ketidakstabilan harga. Cecep menyatakan pemerintah tidak perlu khawatir IKM konveksi bakal kekurangan bahan baku karena banyak pengrajin kain rajut dan tenun, seperti IKM Rajut Binong, IKM Tenun Majalaya, Rancaekek, Pekalongan, dan lainnya, yang siap memenuhi permintaan.

Dia juga menjelaskan bahwa pada dasarnya kain dan benang impor memang jauh lebih murah dibandingkan dengan produk lokal, tetapi pada kenyataannya hal ini juga tidak menguntungkan pabrikan.

“Kalau hari ini pakai kain impor untuk hijab, 2 bulan kemudian akan datang hijab impor dengan harga jauh lebih murah. 2 bulan sebelum lebaran IKM pakai benang impor untuk buat sarung, bulan puasa datang 1 juta kain sarung impor yang dijual dengan harga jauh lebih murah, IKM langsung rugi karena harga jualnya terpaksa ikut harga jual sarung impor," tambahnya.

Cecep pun menegaskan bahwa pihaknya siap untuk mendukung dan membantu program Material Center yang sedang dikerjakan oleh Direktorat Jenderal IKM Kemenperin untuk memastikan ketersediaan bahan baku.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper