Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tahun Ini, Serangan Wereng Batang Coklat Lebih Tinggi

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian mencatat, serangan wereng batang coklat tahun ini meningkat signifikan dibandingkan tahun lalu
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian mencatat, serangan wereng batang coklat tahun ini meningkat signifikan dibandingkan tahun lalu.

Data Ditjen Tanaman Pangan menunjukkan, luas serangan wereng batang coklat periode Januari-Agustus 2017 sebesar 62.543 ha, lebih tinggi dari periode yang sama 2016 sebesar 24.377 ha.

Sekretaris Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Maman Suherman merinci, dari luas serangan tersebut, tingkat serangan ringan sebesar 34.600 ha, sedang 19.274 ha, berat 7.127 ha, dan puso 1.542 ha.

Maman menyebut realisasi luas tanam hingga Agustus telah lebih dari 10 juta ha. Jika luas serangan 62.543 ha, maka luas serangan sebesar 0,6% dari luas tanam.

Prakiraan kehilangan hasil akibat serangan wereng batang coklat sebesar 139.790 ton gabah kering panen atau 88.067 ton beras. Ini dengan memperhitungkan rata-rata produktivitas 5,4 ton per ha dan konversi gabah kering giling ke beras dihitung 63%.

Adapun serangan wereng batang coklat tahun lalu, tingkat serangan ringan 19.940 ha, sedang 2.567 ha, berat 1.732 ha, dan puso 138 ha. Prakiraan kehilangan hasil akibat serangan itu sebesar 42.545 ton gabah kering panen atau 26.803 ton beras.

"Memang ada kenaikan dari tahun lalu. Konsentrasi di Jawa, sedangkan di Lampung, Sumatera Selatan, dan Bali sedikit," katanya ditemui pada pekan lalu.

Maman memastikan serangan ini bukan disebabkan penanaman yang terus menerus. Melainkan karena penggunaan varietas lokal yang rentan serangan wereng batang coklat, pengendalian serangan yang terlambat akibat pengamatan oleh petugas dan petani yang juga terlambat, tingkat keasaman lahan yang tinggi di beberapa daerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper