Bisnis.com, JAKARTA-Bunga kredit yang masih tinggi membuat pelaku jasa logistik menahan diri untuk mengajukan pinjaman di bank.
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Kyatmaja Lookman menyebutkan harga angkutan saat ini cenderung rendah sehingga tidak memungkinkan investasi baru apalagi dikenai beban bunga.
Dia memberi contoh, tarif angkutan berbasis truk dari Jakarta ke Surabaya berkisar antara Rp1 juta-Rp1,5 juta. Sedangkan beban cicilan per hari mencapai Rp1 juta. Belum termasuk ongkos supir Rp400 ribu-Rp600 ribu.
"Mungkin dengan tingginya angka saving, sudah saatnya bunga bank diturunkan," kata Kyatmaja kepada Bisnis, Minggu (20/8/2017).
Bagi pengusaha truk, kata Kyatmaja, jika penguasaan aset lunas belum mencapai 75% maka bisnis angkutan bakal tetap berat.
Pengusaha truk angkutan memilih memanfaatkan unit-unit yang sudah ada ketimbang membeli unit baru.
Baca Juga
Berdasarkan data yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), suku bunga rata-rata kredit untuk sektor logistik adalah 10,65%.
Penyaluran kredit sektor logistik cenderung stagnan sepanjang semester I 2017. Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, sejak Januari hingga Juni penyaluran kredit memang tumbuh 3,9%.
Namun, dalam rentang enam bulan tersebut penyalurannya naik turun. Penyaluran tertinggi tercatat pada Mei senilai Rp177 miliar, tetapi turun pada Juni menjadi Rp174 miliar.