Bisnis.com, JAKARTA--Badan Pusat Statistik mencatat ekspor manufaktur pada Juli 2017 tercatat senilai US$10,24 miliar, atau melesat 20,22% dibandingkan Juni 2017 senilai US$8,49 miliar.
Nilai ekspor industri pengolahan itu melonjak 41,85% bila dibandingkan dengan periode yang sama pada 2016.
Suhariyanto menyatakan sejumlah barang manufaktur yang menyumbang kenaikan ekspor itu di antaranya produk turunan swait, produk tekstil, olahan crumb rubber, dan komponen kendaraan roda empat.
Produk manufaktur masih menjadi tumpuan bagi ekspor Indonesia. Ekspor manufaktur mencapai 75,18% dari total ekspor Juli 2017 senilai US$13,62 miliar.
Peranan tersebut jauh melebihi kontribusi ekspor sektor migas senilai US$1,17 miliar, ekspor hasil pertanian senilai US$0,32 miliar, dan ekspor hasil pertambangan senilai US$1,88 miliar.
Secara kumulatif, nilai ekspor manufaktur Januari—Juli 2017 mencapai US$70miliar. Nilai ekspor itu naik 13,82% yoy bila dibandingkan periode Januari—Juli 2017 senilai US$61,5 miliar.
Baca Juga
Pangsa ekspor terbesar Indonesia pada Januari—Juli 2017 merupakan ASEAN (21,4%), China (12,65%) dan Amerika Serikat (11,51%). ASEAN menjadi tujuan utam ekspor dengan nilai perdagangan mencapai US$18,16 miliar.
Sementara, China menjadi negara tujuan kedua terbesar Indonesua dengan nilai ekspor senilai US$10,73 miliar. Sementara nilai ekspor ke AS mencapai US$9,76 miliar.