Bisnis.com, JAKARTA — Pasar ekspor nontradisional Indonesia mulai mengalami pertumbuhan seiring dengan upaya pemerintah yang terus melakukan pembukaan akses di negara tujuan baru.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto mengungkapkan telah terjadi perluasan untuk pasar ekspor ke negara tujuan nontradisional. Dia mencontohkan kenaikan ekspor ke Turki dari Januari 2017 hingga Juli 2017 yang mengalami pertumbuhan hampir 100%.
“Ekspor ke pasar nontradisional mulai menunjukkan pergerakan. Kita perlu memperluas pasar ekspor suapata ketergantungan kita terhadap negara tujuan utama ekspor berkembang,” ujarnya di Kantor BPS, Jakarta, Selasa (15/8).
Secara keseluruhan, sambungnya, pasar ekspor nonmigas RI masih dipegang oleh China dengan nilai ekspor US$10,73 miliar pada Januari 2017—Juli 2017. Posisi kedua ditempati oleh Amerika Serikat dengan nilai US$9,76 miliar.
“Belum ada perubahan untuk pasar utama ekspor nonmigas Indonesia,” imbuhnya.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta W. Kamdani sebelumnya menjelaskan negara tujuan ekspor tradisional seperti China, AS, dan India masih akan mendominasi pasar ekspor Indonesia karena perekonomian di negara tersebut yang mulai membaik. Kendati demikian, dia mengingatkan agar Indonesia tidak terus bergantung kepada pasar itu.
“Harus mulai fokus ke pasar nontradisional seperti Afrika dan Timur Tengah yang juga banyak potensinya,” jelasnya.