Bisnis.com, JAKARTA - Hutchison Ports, pemegang 49% saham PT Jakarta International Container Terminal (JICT) menyatakan komitmen untuk melanjutkan investasi di Indonesia. Hutchison yakin insiden pemogokan yang dilakukan serikat pekerja bisa diatasi.
Manajemen Hutchison menyatakan kekecewaan terhadap aksi pemogokan yang dilakukan oleh Serikat Pekerja JICT pada 3--7 Agustus 2017. Akibat pemogokan, aktivitas terminal petikemas JICT terhenti. Padahal, selama bermitra dengan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), terminal JICT telah berkembang menjadi salah satu terminal peti kemas kelas dunia.
Rianti Ang, Chief Executive Officer PT Hutchison Ports Indonesia mengatakan selama 18 tahun bermitra, Hutchison Ports and Pelindo II telah berinvestasi lebih dari US$330 juta dalam bentuk peralatan baru, teknologi dan infrastruktur pendukung lainnya di JICT
Di samping itu, Hutchison dan Pelindo II juga telah memberikan peningkatan signifikan dalam hal kesejahteraan karyawannya. “Karena itu kami sangat percaya kepada manajemen JICT untuk menyelesaikan insiden yang sangat disayangkan ini melalui mekanisme yang diatur dalam peraturan ketenagakerjaan,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis.com, Kamis (10/8/2017).
Di sisi lain, terkait perpanjangan kerja sama antara JICT, Hutchison Ports and PT Pelindo II, Hutchison Ports berpendapat proses perpanjangan itu dilaksanakan secara transparan dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan melibatkan pemangku kepentingan yang relevan. Perpanjangan kontrak itu dilakukan guna meningkatkan kapasitas JICT dan mendukung visi pemerintah dalam mengembangkan infrastruktur pelabuhan di Indonesia.
Hutchison Ports menilai pemogokan yang terjadi di JICT tidak dapat digeneralisasi sebagai suatu kondisi yang mencerminkan keadaan di Indonesia. Hutchison Ports tetap yakin bahwa Pemerintah Indonesia akan secara serius menyelesaikan persoalan yang merusak citra Indonesia di dunia internasional.