Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vodafone dan CK Hutchison Incar Merger di Inggris, Valuasi Bisa Capai Rp259 Triliun

Keduanya tengah dalam pembicaraan untuk membahas rencana merger dengan porsi kepemilikan 51 persen untuk Vodafone dan 49 persen untuk CK Hutchison.
Seorang pria tengah mengangkat telepon di depan gerai Vodafone di London./Simon Dawson/Bloomberg
Seorang pria tengah mengangkat telepon di depan gerai Vodafone di London./Simon Dawson/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Merger Vodafone Group Plc dan CK Hutchison Holdings Ltd di Inggris diperkirakan menciptakan raksasa nirkabel dengan valuasi 16,5 miliar euro (Rp259 triliun) jika dapat melewati rintangan peraturan yang ketat.

Dilansir Bloomberg pada Selasa (4/10/2022), kedua operator seluler ini mengkonfirmasi tengah dalam pembicaraan untuk membahas rencana merger. Pada perusahaan baru setelah merger, Vodafone akan memiliki 51 persen saham sedangkan CK Hutchison 49 persen.

Hal ini tentu akan menghasilkan lebih banyak pendapatan seluler daripada saingan utamanya BT Group Plc atau Virgin Media O2.

Analis New Street Research James Ratzer valuasi Vodafone UK mencapai sekitar 9,8 miliar euro, sedangkan Three UK bernilai 4,4 miliar euro, hasil penyatuan ini akan menghasilkan sinergi sekitar 2,5 miliar euro.

Selain itu, analis Oddo BHF SCA Stephane Beyazian menempatkan nilai perusahaan patungan sebesar 16,5 miliar euro. Namun, Oddo menetapkan peluang keberhasilan kesepakatan hanya sebesar 55 persen mengingat pengawasan peraturan yang ketat.

Keduanya diperkirakan dapat melepaskan saham di bisnis menara atau spektrum sebagai solusi mengatasi peraturan tersebut.

New Street menilai kesepakatan bisa memakan waktu lebih dari satu tahun untuk penyelesaian, tetapi memiliki peluang jauh lebih baik untuk disetujui.

Sebelumnya, rencana CK Hutchison mengakuisisi O2 Telefonica SA pada tahun 2016 ditolak oleh regulator, salah satunya karena sebuah makalah dari regulator telekomunikasi Inggris Ofcom menilai bisnis keduanya mencatat penghasilan di bawah biaya modal mereka.

Seperti diketahui, merger keduanya diperkirakan dapat meraih manfaat utama dari dua jaringan utama. Namun, proses ini bisa memakan waktu cukup lama karena kedua operator terikat dalam kontrak jangka panjang dengan perusahaan menara dan operator lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper