Bisnis.com, JAKARTA – Merger Vodafone Group Plc dan CK Hutchison Holdings Ltd di Inggris diperkirakan menciptakan raksasa nirkabel dengan valuasi 16,5 miliar euro (Rp259 triliun) jika dapat melewati rintangan peraturan yang ketat.
Dilansir Bloomberg pada Selasa (4/10/2022), kedua operator seluler ini mengkonfirmasi tengah dalam pembicaraan untuk membahas rencana merger. Pada perusahaan baru setelah merger, Vodafone akan memiliki 51 persen saham sedangkan CK Hutchison 49 persen.
Hal ini tentu akan menghasilkan lebih banyak pendapatan seluler daripada saingan utamanya BT Group Plc atau Virgin Media O2.
Analis New Street Research James Ratzer valuasi Vodafone UK mencapai sekitar 9,8 miliar euro, sedangkan Three UK bernilai 4,4 miliar euro, hasil penyatuan ini akan menghasilkan sinergi sekitar 2,5 miliar euro.
Selain itu, analis Oddo BHF SCA Stephane Beyazian menempatkan nilai perusahaan patungan sebesar 16,5 miliar euro. Namun, Oddo menetapkan peluang keberhasilan kesepakatan hanya sebesar 55 persen mengingat pengawasan peraturan yang ketat.
Keduanya diperkirakan dapat melepaskan saham di bisnis menara atau spektrum sebagai solusi mengatasi peraturan tersebut.
Baca Juga
New Street menilai kesepakatan bisa memakan waktu lebih dari satu tahun untuk penyelesaian, tetapi memiliki peluang jauh lebih baik untuk disetujui.
Sebelumnya, rencana CK Hutchison mengakuisisi O2 Telefonica SA pada tahun 2016 ditolak oleh regulator, salah satunya karena sebuah makalah dari regulator telekomunikasi Inggris Ofcom menilai bisnis keduanya mencatat penghasilan di bawah biaya modal mereka.
Seperti diketahui, merger keduanya diperkirakan dapat meraih manfaat utama dari dua jaringan utama. Namun, proses ini bisa memakan waktu cukup lama karena kedua operator terikat dalam kontrak jangka panjang dengan perusahaan menara dan operator lain.