Bisnis.com, JAKARTA--Sepanjang semester I/2017, Eramet SA mencetak produksi nikel sebanyak 29.156 ton atau naik 13,28% dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 25.737 ton.
Berdasarkan laporan keuangan dan operasi semester I/2017 grup pertambangan logam asal Prancis tersebut, kendati mencetak kenaikan produksi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, ada sedikit penurunan bila dibandingkan dengan produksi semester II/2016 yang sebanyak 29.490 ton.
Berbanding lurus dengan produksi, penjualan nikel Eramet sepanjang semester I/2017 naik 8,19% dari 26.463 ton menjadi 28.630 ton.
Baca Juga
Namun, perusahaan masih dibayangi rendahnya harga nikel akibat membanjirnya pasokan dunia.
Menurut manajemen, Filipina masih terus mengekspor bijih nikelnya di samping Indonesia yang mulai membuka keran ekspor sejak 12 Januari 2017.
"Stok logam nikel di LME [London Metal Exchange] dan SHFE [Shanghai Futures Exchange] masih berada di level tinggi sebanyak 447.000 ton pada akhir Juni 2017. Hanya turun 19.000 ton sejak awal tahun," tutur manajemen mengutip laporannya, Rabu (2/8/2017).