Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mafia Pangan Bisa Gagalkan Target Swasembada

Penguasaan jalur distribusi dan praktik kartel mafia pangan dinilai bisa menjadi ancaman bagi target swasembada nasional.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, PADANG - Penguasaan jalur distribusi dan praktik kartel mafia pangan dinilai bisa menjadi ancaman bagi target swasembada nasional.

Dewan Ketahanan Nasional menilai pemberantasan mafia pangan menjadi pilihan yang harus dilakukan.

"Oleh sebab itu, mau tidak mau hal ini harus diberantas dan merupakan tugas dari pemerintah dan kita semua untuk menghilangkannya", kata Sekretaris Jenderal Wantanas Letnan Jenderal TNI Nugroho Widyotomo di Padang, Rabu (2/8/2017).

Ia menyampaikan hal itu pada seminar dan lokakarya nasional Optimalisasi Pemanfaatan Sumber Daya Lokal Untuk Pencapaian Swasembada Daging Sapi Dalam Rangka Mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional, digelar Universitas Andalas bekerja sama dengan Wanhanas dan Kementerian Pertanian.

Menurutnya impor pangan itu untungnya besar sehingga sangat memungkinkan pihak yang bisa menggagalkan swasembada adalah pelaku monopoli distribusi pangan dan kartel.

"Logikanya kan rezeki mereka berkurang," tambahnya.

Nugroho menyebutkan, pemerintah telah menargetkan pencapaian swasembada pangan sejak tahun 2000 namun hingga saat ini belum tercapai.

"Akhirnya dilakukan impor namun hal ini menjadi perdebatan bahkan memakan korban, dan ini tidak bisa terus menerus dibiarkan menjadi ancaman bagi ketahanan nasional," katanya.

Nugroho mengemukakan saat ini ada 250 juta penduduk Indonesia yang harus dipenuhi kebutuhan pangan dan mencari cara supaya tidak impor.

"250 juta orang ini pangsa pasar yang besar bagi negara lain, sekarang bagaimana caranya agar kita bisa memenuhi kebutuhan sendiri," ujarnya.

Ia menerangkan untuk mencapai bonus demografi salah satunya harus dipersiapkan sumber daya manusia yang baik dan kuncinya adalah pemenuhan kebutuhan pangan.

Sementara Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita mengatakan pihaknya terus berupaya mewujudkan swasembada pangan salah satunya memperpendek alur distribusi agar biaya tidak tinggi dan menetapkan harga eceran terendah.

"Kalau untuk unggas kita sebenarnya sudah swasembada, konsumsi sapi saat ini 6,7 %, telur 85% dan ayam 67%," sebut Ketut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper