Bisnis.com, JAKARTA— Dampak pencabutan subsidi listrik dinilai masih menjadi alasan mengapa administered price menjadi kontributor utama di inflasi Juli ini.
Ekonom Indef Bhima Yudhistira memprediksi inflasi Juli akan ada di angka 0,35% (mtm) dan lebih banyak dipengaruhi oleh administered price.
“Dampak dari listrik dan kenaikan air pam msih dirasakan hingga Juli meskipun cenderung menurun tidak sebesar Juni,” kata Bhima kepada Bisnis, Senin (31/7).
Sedangkan untuk inflasi tahun kalender Januari- Juli, Bhima memperkirakan akan ada di angka 2,73%.
Menurutnya, inflasi kali terkesan lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Dibanding Juli 2016 skrg lebih rendah karena Juli kemarin masih kebagian setengah bulan Ramadhan. Juli 2016 inflasinya 0.69%, kalau Agustus 2016 bru deflasi -0.02%,” pungkasnya.
Sementara itu, dia mengatakan dari komponen volatile food masih relatif terjaga kecuali adanya komoditas seperti garam yang memang mengalami kenaikan harga dari minggu kedua Juli ini.
“Soal garam di volatile food bulan Juli kemarin mulai terlihat, kelihatannya porsi terhadap total inflasi pangan bakal naik,” pungkasnya.