Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menginginkan seluruh ke kendaraan di Indonesia sudah memenuhi ketentuan standar emisi Euro 4 paling lambat 2022.
Namun truk angkutan barang sulit memenuhi ketentuan tersebut. Penyebabnya, bahan bakar yang dikonsumsi sebagian besar masih BBM bersubsidi.
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Kyatmaja Lookman mengatakan, teknologi di atas Euro 2 sudah menggunakan sistem injeksi common rail.
"Semakin tinggi standar Euro-nya kadar pengotornya harus semakin kecil," katanya kepada Bisnis, Sabtu, (29/7/2017).
Common rail adalah metode injeksi bahan bakar ke dalam ruang bakar dengan sistem penghasil tekanan ditempatkan terpisah dari injektor itu sendiri.
Pada sistem ini nozzle atau penyemprot bahan bakar semakin kecil dan tekanannya tinggi. Dengan demikian hasil pembakaran menjadi semakin sempurna.
Namun jika bahan bakarnya tidak sesuai standar maka sistem injeksi akan rusak. Oleh karena itu percuma jika truk diganti mengikuti standar tetapi bahan bakar tidak sesuai.
Indonesia masih tertinggal dalam hal penerapan teknologi ini. Negara-negara di Eropa bahkan sudah bersiap mengadopsi standar Euro 6.