Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PROYEK LAUT DALAM: Chevron Sodorkan Revisi Investasi IDD

PT Chevron Pacific Indonesia telah menyampaikan revisi rencana pengembangan lapangan gas dari proyek laut dalam di Indonesia atau Indonesia Deepwater Development (IDD) setelah pemerintah mengembalikan usulan dari Chevron di 2016.
Ilustrasi kilang lepas pantai./Bloomberg-Tim Rue
Ilustrasi kilang lepas pantai./Bloomberg-Tim Rue

Bisnis.com, JAKARTA - PT Chevron Pacific Indonesia telah menyampaikan revisi rencana pengembangan lapangan gas dari proyek laut dalam di Indonesia atau Indonesia Deepwater Development (IDD) setelah pemerintah mengembalikan usulan dari Chevron di 2016.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan proposal rencana pengembangan lapangan (plan of development/PoD) proyek IDD telah disampaikan Chevron sejak pekan lalu. Kendati demikian, dia menyebut belum mengetahui secara detail karena proposal diterima di Divisi Perencanaan di bawah Deputi Perencanaan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Jafee Suardin.

"Saya belum lihat. Saya baru dikasih tahu minggu lalu," ujarnya di Jakarta, Rabu (26/7/2017).

Jika pada usulan PoD terakhir angka investasi telah direvisi, dia menuturkan kemungkinan pada proposal kali ini investasi lebih rendah lagi.

Tentang penggunaan fasilitas bersama proyek IDD dengan Floating Production Unit Jangkrik, sebelumnya Menteri ESDM Ignasius Jonan pun pernah membicarakannya dengan CNOOC yang juga memiliki saham partisipasi pada proyek IDD ketika melakukan kunjungan ke China belum lama ini. Dia menilai pengembangan Lapangan Gendalo dan Gehem akan lebih baik bila dilakukan secara terintegrasi. Alasannya, tutur Jonan, investasi yang dikeluarkan bisa lebih rendah karena tidak perlu membangun fasilitas produksi yang baru dan penyelesaiannya bisa lebih cepat.

"Eni sudah bicara dengan kami bagaimana mereka mau bicara dengan Chevron, proyek IDD-nya Chevron di Selat Makassar--Gendalo-Gehem maunya kerja sama fasilitas produksi," katanya.

Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengatakan tambahan produksi rencananya untuk mengimbangi penurunan produksi gas Jangkrik setelah melewati produksi puncak atau plateau. Ketika produksi Jangkrik menurun, produksi Merakes ditargetkan mulai masuk di 2019. Setelah itu, kata Amien, tambahan diperoleh dari produksi Gendalo proyek IDD.

"[Plateau-nya] sampai Merakes masuk, sekitar 18 bulan, 2019. Ini mulai turun, Merakes masuk. Saat Merakes turun, mudah-mudahan Gendalo bisa masuk," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper