Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan pembahasan divestasi Chevron pada proyek minyak dan gas (Migas) laut dalam atau Indonesia Deepwater Development (IDD) tahap II belakangan terlihat makin positif.
Plt. Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Mohammad Kemal mengatakan pembahasan divestasi Chevron bersama dengan calon operator diperkirakan rampung pada akhir tahun ini.
“Sudah semakin positif, semoga akhir tahun ini sudah selesai,” kata Kemal melalui pesan tertulis, Jumat (26/8/2022).
Hanya saja, Kemal enggan memerinci lebih jauh terkait dengan tahap pembahasan yang sedang dikerjakan Chevron bersama dengan mitra bisnisnya tersebut.
“Kalau detailnya masih di ranah bussiness to bussiness antar perusahaan,” kata dia.
Sebelumnya, SKK Migas melaporkan Chevron tengah berdiskusi intens dengan perusahaan Migas asal Italia ENI yang memiliki fasilitas produksi dekat dengan proyek IDD tahap dua tersebut.
Baca Juga
Ditemui terpisah, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif membenarkan ihwal proses negosiasi divestasi Chevron pada proyek IDD tahap II belakangan berjalan dengan mulus. Malahan, Arifin berharap, negosiasi itu dapat selesai pada akhir tahun ini.
“Insyallah, akhir tahun [negosiasi] selesai,” kata Arifin saat ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (26/8/2022).
Seperti diketahui, Chevron telah mengajukan izin pembukaan data untuk mencari investor baru sejak Juli 2019 dan diajukan kembali pada Februari 2020.
Dikutip dari situs indonesia.chevron.com, Chevron telah memutuskan kalau proyek IDD tersebut tidak dapat bersaing dalam portofolio global perusahaan. Saat ini pun Chevron sedang mengevaluasi alternatif strategis untuk kepemilikan dan pengoperasian 62 persen sahamnya.
Proyek IDD yang berlokasi di Cekungan Kutai, Kalimantan Timur merupakan proyek pengembangan lima lapangan gas di laut dalam di kedalaman antara 975 m—1.785 m yang dilakukan secara terintegrasi untuk memenuhi kebutuhan gas pasar domestik dan Kilang LNG Bontang.
Proyek IDD memiliki produksi mencapai 844 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) untuk gas alam dan 27.000 barel per hari (bopd) untuk minyak bumi.
Dengan biaya investasi yang diperkirakan mencapai US$6,98 miliar, pengembangan Proyek IDD dilakukan dengan dua tahapan pekerjaan, yaitu pengembangan Lapangan Bangka dengan 2 sumur yang dihubungkan ke fasilitas terapung West Seno (FPU) pada tahap I, serta pengembangan Gendalo Gehem (G-G) pada tahap II, yaitu pengembangan Lapangan Gehem, Gandang, Gendalo dan Maha dengan 26 sumur ke 2 unit FPU baru.
Dari lapangan-lapangan yang ada, hanya Lapangan Bangka saja yang telah diproduksikan secara komersial pada 17 Agustus 2016 silam.
Sejauh ini, Chevron telah merevisi PoD proyek IDD karena adanya kenaikan nilai investasi dari US$6,9 miliar pada 2007 menjadi US$12 miliar pada 2014. Pada proposal terakhir yang diajukan akhir 2015, nilai investasinya US$9 miliar dengan asumsi kredit investasi di atas 100 persen.