Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Biaya Logistik Turun, Peringkat LPI Indonesia Diprediksi Naik

Turunnya biaya logistik dalam lima tahun terakhir diyakini bakal menaikkan peringkat logistic performance index (LPI) Indonesia tahun depan.
PT Angkasa Pura Logistik/Istimewa
PT Angkasa Pura Logistik/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA--Turunnya biaya logistik dalam lima tahun terakhir diyakini bakal menaikkan peringkat logistic performance index (LPI) Indonesia tahun depan.

Zaroni, senior consultant Supply Chain Indonesia (SCI) mengatakan, upaya pemerintah membenahi regulasi dan birokrasi pelayanan membuat performa logistik Indonesia meningkat.

"Bisa membaik [peringkat LPI]. Karena cost turun menunjukkan performance yang meningkat," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (25/7/2017).

Dia menilai paket deregulasi yang dikeluarkan pemerintah cukup efektif meningkatkan daya saing pelaku jasa logistik, utamanya regulasi yang tidak mendukung telah diganti dan disesuaikan.

Sebagaimana diketahui, peringkat LPI Indonesia yang dirilis Bank Dunia 2016 lalu melorot dari posisi 53 dengan skor 3,08 menjadi peringkat 63 dengan skor 2,98.

LPI didasarkan pada enam aspek yaitu, efisiensi customs & border management clearance, kualitas infrastruktur perdagangan dan transportasi, kemudahan pengaturan pengiriman internasional, kompetensi dan kualitas jasa logistik, kemampuan melakukan tracking & tracing, dan frekuensi pengiriman tepat waktu.

Di antara negara-negara Asean, Indonesia berada pada posisi keempat. Peringkat tertinggi adalah Singapore (5), lalu Malaysia (32) dan Thailand (45).

Penurunan skor LPI Indonesia terjadi pada hampir semua aspek kecuali international shipment dan tracking & tracing. Salah satu aspek yang perlu mendapatkan perhatian adalah infrastruktur yang mempunyai skor terendah yaitu 2,65.

Hasil riset Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) menunjukkan, perbandingan biaya logistik terhadap produk domestik bruto (gross domestic product/GDP) sejak 2013 hingga 2017 turun 2,2 poin dari 25,7% menjadi 23,5%. Langkah deregulasi pemerintah dan pembangunan infrastruktur menjadi pendorong utama.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Abdul Rahman
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper