Bisnis.com, JAKARTA--Thailand merencanakan proyek infrastruktur dan peningkatan kapasitas industri perkapalan di pesisir timurnya senilai US$ 44 miliar yang terhubung dengan Inisiatif Belt and Road China, sebagai bagian dari upaya mendorong pertumbuhan ekonomi.
Menteri Industri Thailand Uttama Savayana mengatakan, proyek yang dinamakan Koridor Ekonomi Timur (EEC) itu diklaim dapat menguntungkan baik bagi China maupun kawasan Asia Tenggara.
“Sangat natural, logis dan menguntungkan kedua belah pihak bahwa EEC terhubung langsung dengan One Belt One Road dan inisiatif regional lainnya seperti RCEP atau bahkan TPP,” ujarnya, seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (23/06).
Inisiatif regional yang dimaksud antara lain Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) dan pakta perdagangan Trans Pasific Partnership.
Seperti diketahui, ekonomi Thailand melemah sejak militer berkuasa pada 2014, dan kini pemerintah tengah berupaya mempercepat proyek infrastruktur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
Adapun proyek EEC menargetkan investasi senilai 1,5 triliun baht atau setara dengan US 44 miliar sejak 2017 hingga 2021. Investasi tersebut dibutuhkan untuk membangun perluasan bandara, jalur kereta, pembangunan pelabuhan, dan industri modern lainnya. Dari kebutuhan tersebut, Uttama berharap 80% di antaranya dapat berasal dari swasta dan sisanya dipenuhi dari anggaran pemerintah.
“Sejauh ini kami telah mempersiapkan EEC selama setahun. Tahun depan kami berharap dapat mulai mendapatkan investasi yang sebenarnya,” ujarnya.
Rencana pembangunan proyek EEC akan meliputi provinsi Rayong, Chachoengsao, dan Chonburi. Di bawah proyek ini, Thailand berencana mengambil alih dominasi Singapura dari proyek perawatan pesawat, dan perbaikan sebagai bagian dari peningkatan kapasitas Bandara Internasional U-Tapaosenilai US$ 5,7 miliar. Penambahan kapasitas terminal juga akan memudahkan negara tersebut memfasilitasi perpindahan turis tahunan yang mencapai 30 juta turis.
Selain bandara, proyek EEC juga menawarkan investasi senilai US$ 4,5 miliar untuk proyek kereta cepat, US11,5 miliar untuk pengembangan kota baru, dan US$14 miliar untuk industri.