Bisnis.com, JAKARTA – CEO Uber Technologies Inc., Travis Kalanick, memutuskan untuk mengundurkan diri. Langkah ini menutup serangkaian kontroversi yang telah mengguncang startup swasta terbesar di dunia tersebut.
Terkait pengunduran diri tersebut, Direksi Uber memberikan pernyataan resminya seperti dilansir Bloomberg
“Ini adalah keputusan yang berani dan menunjukkan tanda pengabdian dan kecintaannya pada Uber. Dengan mengundurkan diri, dia memberi waktu untuk pulih dari permasalahan pribadinya sambil memberi kesempatan bagi perusahaan untuk sepenuhnya memiliki bab baru dalam sejarah Uber,” jelas dewan direksi Uber dalam sebuah pernyataan email tentang Kalanick.
Dikutip Bloomberg (Rabu, 21/6/2017), perihal pengunduran diri Kalanick dari posisinya telah dikonfirmasi oleh Uber pada hari Selasa (20/6) waktu setempat, setelah New York Times melaporkan tuntutan pengunduran diri dari sejumlah investor perusahaan tersebut, di antaranya Benchmark Capital.
Namun demikian, New York Times mengabarkan bahwa Kalanick akan tetap berada di dalam susunan dewan direksi.
Seiring perjalanannya menjadi startup paling berharga di dunia, Uber dilanda maraknya drama termasuk tuduhan pelecehan seksual. Kalanick, yang mendirikan Uber pada tahun 2009, terguling setelah serangkaian kontroversi yang menyoroti permasalahan budaya dan tata kelola startup tersebut.
Baca Juga
Pada bulan Februari, Uber menyewa firma hukum milik mantan Jaksa Agung AS Eric Holder setelah mantan teknisi software Uber, Susan Fowler, menulis sebuah laporan publik tentang masanya di perusahaan tersebut.
Fowler mengungkapkan pelecehan seksual terhadapnya dan tidak mendapat tanggapan yang diharapkan atas kasus itu dari pihak manajemen.
Rekomendasi pun dikeluarkan untuk mengurangi wewenang Travis Kalanick sebagai CEO di perusahaan tersebut dan melembagakan lebih banyak kendali atas pengeluaran, sumber daya manusia, dan perilaku para manajer.
Walau didera pergolakan baru-baru ini, bisnis Uber tetap berkembang. Pendapatan perusahaan ini meningkat menjadi US$3,4 miliar pada kuartal pertama. Sementara itu, nilai kerugian menyempit meskipun tetap stabil di posisi US$708 juta.