Bisnis.com, JAKARTA- Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menilai pembenahan terhadap tata niaga kebutuhan pokok berkontribusi terhadap stabilnya sejumlah harga pada Ramadan 2017.
“Pemerintah cukup keras untuk penguasaan pasokan sehingga pasti ada efeknya terhadap harga,” ujarnya.
Dia menyebut sejumlah langkah yang dilakukan pemerintah dapat mengurangi gerak para spekulan untuk mengatur pasokannya ke pasar. Selain itu, langkah untuk memotong rantai distribusi menurutnya juga telah mulai membuahkan hasil.
“Langkah untuk memotong distribusi itu antara lain membuat toko tani, pasar murah, dan pengawasan di tingkat pemerintah daerah,” jelasnya.
Berdasarkan pantauan Bisnis melalui Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional hingga Jumat (16/6/17), hanya terdapat beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga secara rata-rata nasional. Persentase kenaikan pun tidak melebihi besaran 2%.
Harga beberapa komoditas yang naik misalnya minyak goreng kemasan bermerek sebesar 0,34% dari Rp 14.800 per liter menjadi Rp14.850. Daging sapi kualitas 1 juga naik 0,55% menjadi Rp119.400.
Sebaliknya, beberapa komoditas justru mengalami penurunan harga seperti telur ayam ras segar, bawang putih ukuran sedang, dan minyak goreng curah. Adapun harga komoditas yang terpantau tetap pada periode itu antara lain gula pasir lokal, beras kualitas bawah I, dan beras kualitas bawah II.
Saat ini cadangan bahan pokok diprediksi dapat memenuhi kebutuhan 4—8 bulan ke depan. Bahan pokok dalam penguasaan pemerintah antara lain bawang merah 2.000 ton, bawang putih 1.000 ton, minyak goreng 1,5 juta ton, daging 86.620 ton, dan gula 460.000 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel