Bisnis.com, JAKARTA - Kelompok bisnis besutan Rusdi Kirana, Lion Air Group, akan mendatangkan tujuh pesawat baru tahun ini sebagai bagian dari upaya maskapai meremajakan pesawat, dan menambah kapasitas.
Presiden Direktur Lion Air Grup Edward Sirait mengatakan tujuh pesawat baru yang akan didatangkan tersebut terdiri dari empat unit Boeing 737 Max 8, dua unit Airbus 320, dan satu unit ATR-72. Rencananya, pesawat pertama akan datang pada Juni 2017.
"Pesawat B737 Max 8 yang merupakan generasi baru dari Boeing akan dioperasikan Lion Air. Kemudian, A320 akan dioperasikan Batik Air, dan ATR-72 dioperasikan oleh Wings Air," katanya di Jakarta pada Jumat (9/6/2017).
Edward mengungkapkan ketujuh pesawat baru itu akan digunakan untuk mengembangkan jaringan penerbangan domestik dan internasional Lion Air Group. Untuk penerbangan internasional, Lion Air akan menggunakan pesawat B737 Max 8.
Dia menilai pesawat berlorong tunggal (narrow body) itu memiliki sejumlah kelebihan di antaranya adalah daya jelajah yang lebih luas, sehingga cocok untuk penerbangan internasional, misalnya Jakarta-Guangzhou, Denpasar-Guangzhou, dan rute lainnya dengan waktu tempuh 9 jam
"Kami selalu mengusahakan untuk mendatangkan pesawat generasi terbaru. Bahkan, kami sudah mengincar Boeing 737 Max 10. Kalau enggak ada halangan, Lion Air Group akan menjadi pemesan pertama pesawat Boeing itu," tuturnya.
Lebih lanjut, Batik Air juga segera membuka rute-rute baru internasional. Pada 10 Juli 2017 Batik Air akan membuka rute penerbangan Jakarta-Kuala Lumpur, Malaysia. Kemudian, pada 21 Juli 2017 Batik Air akan membuka rute Denpasar-Perth, Australia.
Batik Air juga akan membuka rute Jakarta-Kuala Lumpur-Chennai, India pada 17 Juli 201. Tidak ketinggalan, Wings Air juga akan membuka rute-rute penerbangan domestik di antaranya rute Jakarta-Tasikmalaya.
“Untuk Batik Air, kami memang ingin meningkatkan kunjungan wisatawan India ke Denpasar untuk menunjang pertumbuhan pariwisata Indonesia,” ujarnya.
Namun demikian, dia menilai masih ada tantangan yang harus dihadapi dalam mengembangkan bisnis kelompok usaha ini di dalam negeri. Salah satunya penerapan bea masuk 0% suku cadang pesawat di Indonesia yang masih terbatas dan belum mencakup semua unsur.