Bisnis.com, PADANG—Perusahaan pemasok kopi asal Belgia, Molenbergnatie membuka peluang masuknya kopi Sumatra Barat untuk dipasarkan di negara itu, Eropa dan seluruh dunia melalui perusahaan tersebut.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengaku sudah menjalin komunikasi dengan manajemen Molenbergnatie yang berbasis di Antwerp, Belgia dan mendatangi perusahaan tersebut untuk memasok kopi dari Sumbar.
“Kami fasilitasi agar petani kopi kita di Sumbar bisa masuk dan bekerjasama dengan Molenbergnatie,” katanya, Selasa (30/5/2017).
Dia mengatakan perusahaan asal Belgia tersebut merupakan salah satu perusahaan besar pengumpul dan pemasok kopi dari berbagai negara. Molenbergnatie juga memasok kebutuhan kopi untuk Nestle, Starbuck dan perusahaan lainnya.
Irwan meyakini dengan terbukanya kerjasama tersebut, maka produksi kopi petani lokal Sumbar bisa tembus pasar Eropa, dan berperan meningkatkan kesejahteraan petani.
Country Manager Molenbergnatie Charles Contamine mengakui kualitas kopi asal Indonesia terutama Sumbar juga terbilang bagus, sehingga potensial untuk dikembangkan secara luas.
Baca Juga
“Kami membeli kopi dari pedagang di seluruh dunia. Dari Indonesia kualitasnya juga sangat bagus,” katanya.
Dia menyebutkan perusahaan masih membutuhkan pasokan kopi dalam jumlah besar untuk kebutuhan pasarnya, termasuk memasok kopi dari Indonesia.
Candra, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Sumbar menyebutkan komoditas kopi merupakan salah satu komoditas unggulan daerah itu, selain cokelat, teh, dan gambir.
“Kami akan prioritaskan pemasaran kopi lokal supaya bisa masuk pasar internasional, sehingga produk kopi yang berkualitas memiliki nilai jual yang tinggi,” ujarnya.
Menurutnya, untuk tahap awal diperlukan pembimbingan bagi kelompok tani dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas kopi yang akan dihasilkan.
Pembinaan, imbuhnya, dilakukan dari proses pemilihan bibit yang berkualitas, penanaman, pemeliharaan hingga proses pemanenan. Sebab, kualitas kopi sangat tergantung pada cara panennya.
Bahkan, untuk kopi, dalam proses pemanenan harus dilakukan secara selektif. Yakni hanya kopi yang berwarna merah saja yang dipanen dan kemudian diolah menjadi serbuk kopi.
Dia mengungkapkan proses itu dilakukan untuk memberikan nilai tambah, terutama pada jenis Arabika, sehingga mampu menembus pasar internasional. Jenis Arabika direkomendasikan untuk dipasarkan ke mancanegara karena rasanya disukai wisatawan.
Untuk diketahui, harga pasaran biji kopi di Sumbar berkisar Rp70.000 per kilogram dalam bentuk biji kopi, dan Rp200.000 per kilogram dalam bentuk bubuk dengan kemasan.
Adapun, areal perkebunan kopi di Sumbar sebanyak 21.053 hektare untuk jenis Arabika dan 21.873 hektare untuk jenis Robusta. Terdapat di sejumlah daerah, yaitu Kabupaten Solok, Solok Selatan, Tanah Datar, Agam, Limapuluh Kota, dan Pasaman Barat.
Ekspor kopi Sumbar sudah dimulai sejak 2013 dengan menembus pasar Australia, Italia, Thailand, dan Amerika Serikat.